Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Jepang dan Malaysia pada hari Minggu (9/10) mengesahkan komitmen untuk bekerja sama dalam menanggapi ancaman rudal dan senjata nuklir dari Korea Utara.
Bertemu di Kuala Lumpur, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dan sejawatnya dari Malaysia, Saifuddin Abdullah, sama-sama menyadari bahwa aktivitas Korea Utara telah menyebabkan ancaman serius bagi kawasan.
"Peluncuran rudal balistik yang semakin intens telah menyebabkan ancaman yang serius terhadap keamanan dan Jepang dan wilayah sekitarnya, dan tantangan yang serius bagi komunitas internasional," ungkap Hayashi, seperti dikutip Kyodo.
Baca Juga: China & Rusia Menentang Pertemuan DK PBB Terkait Korea Utara yang Diusulkan AS
Korea Utara tercatat telah melakukan 25 kali uji coba rudal. Hari Selasa (4/9) pekan lalu, rudal mereka untuk pertama kalinya dalam lima tahun melintasi Jepang. Insiden ini mendapatkan kritik keras dari Jepang, Korea Selatan, hingga AS.
Akhir pekan lalu pun Korea Utara kembali menembakkan dua rudal balistik ke Laut Jepang.
Hayashi kini berusaha mencari dukungan untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dan menentang setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo di wilayah tersebut.
Kunjungannya ke Malaysia juga dilakukan menjelang peringatan 50 tahun hubungan Jepang dengan ASEAN yang jatuh tahun depan. Jepang tentu berusaha menarik sebanyak mungkin dukungan dari negara-negara ASEAN.
Baca Juga: Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Balistik dalam Peluncuran Ketujuh Baru-baru Ini
Di luar urusan keamanan, kedua menteri luar negeri juga berbicara mengenai kunjungan luar negeri di tengah tanda-tanda penurunan jumlah kasus Covid-19.
Jepang akan mulai menghapus batas kedatangan luar negeri harian, sebanyak 50.000 orang, dan melanjutkan perjalanan bebas visa individu ke negara itu pada hari Selasa (11/10).
Malaysia tahun ini juga memperingati 40 tahun Kebijakan Look East, di mana Malaysia meniru Jepang dalam pembangunan ekonomi. Tahun ini juga menandai 65 tahun hubungan diplomatik dengan Jepang.