Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Syamsul Azhar
TOKYO. Pemerintah Jepang menetapkan target pertumbuhan ekonomi lebih dari 2% pertahun selama 10 tahun mendatang. Angka ini lebih besar daripada target versi Bank Sentral Jepang (BOJ).
Target pertumbuhan ekonomi itu ditetapkan dalam sidang kabinet tentang strategi jangka panjang perekonomian Jepang yang dipimpin Perdana Menteri Yukio Hatoyama di Tokyo, kemarin (30/12).
Pemerintah Jepang berharap, pertumbuhan ekonomi sebesar itu bisa menyerap 1,4 juta tenaga kerja dari sektor industri lingkungan, 2,8 juta di industri kesehatan, dan 560.000 di industri pariwisata pada 2020. Pemerintah memperkirakan, di 2020, ketiga sektor itu akan menyerap permintaan baru senilai 100 triliun yen.
Pekan lalu, pemerintah Jepang juga telah mengumumkan anggaran sebesar 92,3 triliun yen untuk tahun fiskal yang dimulai pada April 2010. Ini anggaran terbesar sepanjang sejarah Jepang.
Mereka juga merilis paket stimulus pada 8 Desember lalu untuk mempertahankan pemulihan ekonomi. "Jepang tidak akan jatuh kembali ke resesi karena anggaran tahun depan akan meningkatkan belanja konsumen dan investasi perumahan," kata Hirohisa Fujii, Menteri Keuangan Jepang.
Pengangguran turun
Hatoyama yang menjabat Perdana Menteri Jepang pada September 2009 juga berjanji menurunkan angka pengangguran menjadi 3% dari level 5,2% di November 2009. "Kami yakin target itu bisa dicapai," kata Naoto Kan, Wakil Perdana Menteri Jepang.
Namun, kalangan ekonom meragukan optimisme Naoto. David Carbon, Kepala Riset Ekonomi dan Mata Uang dari DBS Group Holdings Ltd, Singapura, mengatakan, Jepang perlu melakukan perubahan besar untuk mencapai target itu. "Pemerintah Jepang bukannya tidak mendorong pertumbuhan ekonomi. Tapi, memang ekonomi Jepang tidak bergerak," kata Carbon.
Dia menilai, Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang akan tergantung pada ekspor. Carbon mengestimasi, laju inflasi Jepang akan menyesuaikan tingkat pertumbuhan PDB per tahun, di kisaran 1%-1,5%.
Hal senada diungkapkan Yoshiki Shinke, Ekonom Senior di Ichi Life Research Institute, Tokyo. Dia bilang, dengan kondisi ekonomi Jepang saat ini, pemerintah telah menetapkan skala tinggi untuk dirinya sendiri.
Di tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2021, Pemerintah Jepang berencana menaikan PDB jadi 650 triliun yen atau US$ 7 triliun. Sebagai pembanding, di tahun fiskal 2009, Jepang mematok PDB 473 triliun yen. Catatan saja, angka PDB tahunan Jepang di akhir kuartal ketiga 2009 hanya 471 triliun yen, terendah sejak 1991.