kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jerman menolak proposal Trump untuk memasukkan Rusia dalam kelompok negara G7


Senin, 27 Juli 2020 / 06:19 WIB
Jerman menolak proposal Trump untuk memasukkan Rusia dalam kelompok negara G7
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BERLIN. Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyatakan Jerman menolak proposal Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin kembali ke kelompok negara G7.

Mengutio Reuters, Senin (27/7), Trump meningkatkan prospek untuk memperluas negara anggota G7 agar mencakup Rusia yang telah dikeluarkan dari kelompok itu pada tahun 2014 menyusul aneksasi Moskow atas wilayah Crimea Ukraina.

Baca Juga: Siap-siap muncul guncangan baru, Trump konfirmasi tarik 9.500 tentara AS dari Jerman!

Tetapi Maas mengatakan kepada surat kabar Rheinische Post, seperti dikutip Reuters bahwa ia tak melihat peluang untuk membiarkan Rusia kembali ke G7 selama tidak ada kemajuan berarti dalam menyelesaikan konflik di Krimea dan juga Ukraina Timur.

Menurut Maas, Rusia sendiri dapat memberikan kontribusi terbesar untuk menjadi bagian dari negara G7 dengan berkontribusi pada solusi damai dalam konflik Ukraina.

Rusia masih menjadi bagian dari G20, pengelompokan yang lebih luas termasuk ekonomi-ekonomi pasar berkembang lainnya.

"G7 dan G20 adalah dua format terkoordinasi yang masuk akal. Kita tidak perlu G11 atau G12 lagi," kata Maas mengacu pada proposal Trump untuk mengundang tidak hanya Rusia, tetapi negara-negara lain ke pertemuan G7.

Maas menggambarkan hubungan dengan Rusia saat ini sulit di banyak daerah. "Tetapi kita juga tahu bahwa kita membutuhkan Rusia untuk menyelesaikan konflik seperti di Suriah, Libya dan Ukraina. Itu tidak akan berhasil melawan Rusia, tetapi hanya dengan Rusia."

Jerman, yang mengambil alih kepresidenan bergilir enam bulan Uni Eropa pada 1 Juli, telah mengambil peran sebagai penengah dalam konflik di Libya dan juga di Ukraina.

"Tetapi Rusia juga harus memberikan kontribusinya, yang sangat lambat di Ukraina," kata Maas.

Baca Juga: Uni Eropa menolak usulan masuknya Rusia ke kelompok G7


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×