Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
ISRAEL. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya tidak akan membiarkan pendirian negara Palestina jika dirinya kembali terpilih pada pemilihan umum yang akan berlangsung Selasa (17/3).
Netanyahu berupaya mendongkrak dukungan terhadap dirinya. Hasil polling sementara menunjukkan, Partai Likud yang mengusung Netanyahu tertinggal oleh partai oposisi, Zionist Union.
Netanyahu beralasan, memberikan sedikit lahan bagi warga Palestina berisiko membuka serangan oleh kelompok islam militan ke Israel.
"Siapapun yang mengabaikan hal itu, akan membenamkan kepala mereka ke dalam pasir. Zionist Union tengah melakukannya, membenamkan kepala mereka ke pasir dari waktu ke waktu," jelas Netanyahu kepada situs nrg news.
Saat ditanyakan apakah hal itu berarti negara Palestina tidak akan berdiri jika dia terpilih, Netanyahi menjawab, "Tentu saja."
Sebagai perdana menteri yang menjabat saat ini, pelaksanaan pemilu yang dipercepat kali ini merupakan keputusan Netanyahu. Tujuannya untuk menghapus perpecahan koalisi pemerintah sayap kanan sehingga akan lebih mudah diatur.
Pada 90 hari pertama kampanye, para pendukung Netanyahu cemas popularitasnya akan menurun, pamornya dalam debat di televisi meredup, dan menekankan pentingnya keamanan nasional.
Meski demikian, dalam beberapa hari terakhir, Netanyahu menunjukkan peningkatan energi. Namun, para rivalnya memandang hal itu sebagai bentuk kecemasan yang dirasakan ole partainya.
Sebaliknya, Zionist Union berjanji untuk memperbaiki hubungan dengan warga Palestina dan komunitas internasional.
Salah seorang pimpinan Zionist Union Party, Yitzhak Herzog, pada Minggu (15/3) lalu mengunjungi Western Wall, salah satu area suci warga Yahudi.