Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - AstraZeneca Plc mengatakan pada Kamis (21/5) telah menerima perjanjian pertama untuk memasok setidaknya 400 juta dosis vaksin virus corona baru yang sedang mereka kembangkan dengan Universitas Oxford.
Melansir Reuters, pembuat obat asal Inggris itu menyatakan, memiliki kapasitas produksi total untuk satu miliar dosis hingga 2020 dan 2021. Dan, mereka akan terus meningkatkan kapasitas produksi lebih lanjut.
Saat ini, tidak ada perawatan atau vaksin yang mendaat persetujuan untuk virus corona, dengan pemerintah, produsen obat, dan peneliti sekarang sedang bekerja untuk sekitar 100 program vaksin.
Baca Juga: Ini dia dua vaksin corona yang dalam uji coba aman untuk manusia
Para ahli memperkirakan, pengembangan vaksin yang aman dan efektif bisa memakan waktu 12 hingga 18 bulan.
AstraZeneca mengungkapkan, telah mengantongi lebih dari US$ 1 miliar dari Biomedical Advanced Research and Development Authority untuk pengembangan, produksi, dan pengiriman vaksin potensial.
Pengembangan dengan pembiayaan lembaga di bawah Pemerintah Amerika Serikat (AS) itu akan mencakup uji klinis tahap akhir yang rencananya melibatkan 30.000 peserta dan uji coba terhadap anak-anak.
Baca Juga: Uji coba awal sukses, Thailand ingin jadi yang pertama punya vaksin corona
Sementara hasil uji klinis tahap awal vaksin buatan Universitas Oxford di Inggris Selatan segera keluar. Jika hasilnya positif, maka akan mengarah pada uji coba tahap akhir di sejumlah negara.
AstraZeneca menyebutkan, juga sedang terlibat dengan lembaga internasional, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk alokasi dan distribusi vaksin virus corona yang adil ke seluruh dunia.
Mereka bilang, vaksin itu bisa jadi tidak berfungsi, tetapi berkomitmen untuk mempercepat program klinis dengan cepat dan meningkatkan produksi. AstraZeneca berencana mulai memasok vaksin di Inggris pada September.