Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Jelang pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping pekan ini, Presiden AS Joe Biden menyampaikan bahwa tujuan akhir dari pertemuan tersebut adalah mengembalikan komunikasi yang baik antara kedua negara, termasuk di bidang militer.
Biden dan Xi akan bertemu pada hari Rabu (15/11) waktu setempat di San Francisco selama KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik. Ini sekaligus menjadi pertemuan tatap muka kedua antara kedua pemimpin sejak Biden menjabat pada Januari 2021.
Biden mengatakan ada beberapa hal yang menjadi tolok ukur keberhasilan pembicaraan tersebut, salah satunya adalah komunikasi militer yang lancar.
"Kembali ke jalur normal, berkorespondensi dan mampu mengangkat telepon dan berbicara satu sama lain dalam krisis, dan mampu memastikan bahwa militer kita masih memiliki kontak satu sama lain," kata Biden, dikutip Reuters.
Baca Juga: Bertemu di AS, Jokowi Minta Presiden AS Joe Biden Hentikan Perang Israel - Palestina
Isu-isu ekonomi diperkirakan menjadi agenda utama. Biden mengatakan, AS tidak ingin memisahkan diri dari China dan ingin mengubah hubungan ekonomi menjadi lebih baik.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan bahwa Biden dan Xi juga akan berbicara tentang konflik Israel-Hamas di Gaza, serta upaya AS untuk mendukung Ukraina.
Kirby menjelaskan bahwa Biden tidak akan takut untuk berkonfrontasi ketika hal itu diperlukan dalam dialog terkait isu-isu tertentu yang tidak bisa kita sepakati secara langsung.
Baca Juga: Kemampuan Xi Jinping Serang Taiwan di 2027 Diragukan karena Alasan Ini
Di saat yang sama, Kirby memastikan bahwa Biden juga akan mencari bidang-bidang yang bisa diajak bekerja sama seperti perubahan iklim.
China memutuskan kontak militer-ke-militer dengan AS karena kecewa atas kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, ke Taiwan pada Agustus 2022.
Memulihkan komunikasi militer tersebut adalah tujuan utama AS untuk menghindari kesalahan perhitungan antara militer kedua negara.
Hubungan antara kedua negara menjadi semakin dingin setelah Biden memerintahkan penembakan pada bulan Februari terhadap balon mata-mata China yang terbang di langit AS.
Pasca insiden tersebut, beberapa pejabat tinggi pemerintahan Biden mulai berkunjung ke Beijing dengan harapan bisa memperbaiki hubungan.