kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.860   0,00   0,00%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Joe Biden dan Xi Jinping Capai Kata Sepakat Tentang 1 Hal Penting Ini, Apa Itu?


Selasa, 19 November 2024 / 06:13 WIB
Joe Biden dan Xi Jinping Capai Kata Sepakat Tentang 1 Hal Penting Ini, Apa Itu?
ILUSTRASI. Pada Sabtu (16/11/2024), menurut Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping sepakat tentang satu hal penting soal nuklir. REUTERS/Leah Millis


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LIMA. Pada Sabtu (16/11/2024), menurut Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping sepakat tentang satu hal penting. 

Yakni, manusia dan bukan kecerdasan buatan yang harus membuat keputusan mengenai penggunaan senjata nuklir.

"Kedua pemimpin menegaskan perlunya mempertahankan kendali manusia atas keputusan untuk menggunakan senjata nuklir," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir Reuters

Dijelaskan pula, "Kedua pemimpin juga menekankan perlunya mempertimbangkan dengan saksama potensi risiko dan mengembangkan teknologi AI di bidang militer dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab."

Ringkasan resmi pemerintah Tiongkok tentang pertemuan tersebut menggemakan hal ini. Kementerian luar negeri Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Tidak jelas apakah pernyataan itu akan mengarah pada pembicaraan lebih lanjut atau tindakan atas masalah tersebut. Namun, ini menandai langkah pertama antara kedua negara dalam pembahasan dua masalah yang kemajuannya sulit dicapai: senjata nuklir dan kecerdasan buatan.

Baca Juga: Xi Jinping Berjanji Menjalin Kerjasama dengan Donald Trump

Washington telah mendesak Beijing selama berbulan-bulan untuk menghentikan penolakan lama terhadap pembicaraan senjata nuklir.

Kedua negara sempat melanjutkan perundingan tingkat resmi mengenai senjata nuklir pada bulan November, tetapi perundingan tersebut telah terhenti, dengan seorang pejabat tinggi AS secara terbuka menyatakan rasa frustrasi mengenai respons Tiongkok.

Perundingan pengendalian senjata nuklir formal belum diharapkan akan segera dilakukan, meskipun AS mengkhawatirkan peningkatan pesat senjata nuklir Tiongkok.

Mengenai kecerdasan buatan, Tiongkok dan Amerika Serikat meluncurkan perundingan bilateral formal pertama mereka mengenai masalah tersebut pada bulan Mei di Jenewa. Akan tetapi, perundingan tersebut diyakini belum menyentuh pengambilan keputusan mengenai senjata nuklir.

Departemen pertahanan AS memperkirakan tahun lalu bahwa Beijing memiliki 500 hulu ledak nuklir operasional dan kemungkinan akan mengerahkan lebih dari 1.000 hulu ledak pada tahun 2030.

Baca Juga: Biden dan Xi Bakal Bertemu untuk Terakhir Kalinya di Peru



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×