Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID -Â WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, akan menyampaikan peringatan keras terhadap kebijakan pemotongan pajak untuk kaum kaya dan potensi pengulangan kebijakan "trickle-down economics" yang direncanakan oleh Donald Trump dalam masa jabatan keduanya.
Peringatan ini akan disampaikan Biden dalam pidato ekonomi yang berpotensi menjadi yang terakhir pada Selasa mendatang, sebagaimana diungkapkan oleh pejabat Gedung Putih.
Pencapaian Ekonomi dan Peringatan Biden
Dalam pidatonya di Brookings Institution, Biden akan menyoroti berbagai pencapaian selama masa pemerintahannya, termasuk:
- Penciptaan 16 juta lapangan kerja, yang merupakan jumlah tertinggi dalam satu masa jabatan presiden di AS.
- Rata-rata tingkat pengangguran terendah selama 50 tahun terakhir.
- Kesempitan kesenjangan kekayaan rasial yang paling kecil dalam 20 tahun terakhir.
Baca Juga: Dua Bulan Lagi, TikTok Bisa Menghilang dari Amerika. Apa yang Terjadi?
Biden juga akan membela program investasi besar-besaran yang telah ia dorong, termasuk di sektor infrastruktur, manufaktur, dan komunitas yang selama ini terpinggirkan.
Menurutnya, langkah-langkah ini tidak hanya mencegah krisis ekonomi yang lebih besar, tetapi juga meletakkan dasar bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, Biden akan mengakui bahwa hasil penuh dari kebijakan tersebut baru akan terlihat dalam beberapa tahun mendatang.
Risiko Pemotongan Pajak dan Kebijakan Trump
Biden akan memperingatkan bahwa pemotongan pajak besar-besaran yang menguntungkan kaum kaya, seperti yang direncanakan oleh Trump, dapat merusak capaian ekonomi yang telah diraih.
Selain itu, kebijakan pemotongan program asuransi sosial untuk warga lanjut usia dan layanan kesehatan dapat membahayakan stabilitas ekonomi jangka panjang.
Ekonom memperingatkan bahwa kebijakan seperti ini, ditambah janji Trump untuk memberlakukan tarif tinggi pada perdagangan internasional, dapat memicu kembali inflasi yang sebelumnya berhasil ditekan dari puncaknya 9% lebih dari dua tahun lalu menjadi 2,4% saat ini.
Selain itu, pemotongan pajak tambahan berpotensi memperbesar defisit anggaran AS yang sudah tinggi.
Baca Juga: China Mencatatkan Pangsa Pasar Kendaraan Listrik (EV) Global Sebesar 76%
Dampak Politik dan Ekonomi
Pidato Biden datang sebulan setelah kekalahan telak Partai Demokrat dalam pemilu, yang dipicu oleh kekhawatiran pemilih terhadap inflasi, terutama harga pangan dan perumahan. Kekalahan ini membuat Partai Republik mengambil alih Gedung Putih serta mayoritas di Senat dan DPR AS.
Meskipun indikator ekonomi utama menunjukkan kekuatan yang signifikan, kekhawatiran masyarakat terhadap biaya hidup tetap menjadi isu utama.
Sementara itu, bank investasi memperkirakan kembalinya Trump ke Gedung Putih dapat memicu peningkatan aktivitas kesepakatan bisnis secara global, dengan pendapatan perbankan investasi diproyeksikan mencapai US$316 miliar pada 2025, naik sekitar 5,7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, peningkatan ini mungkin akan dibayangi oleh risiko inflasi dan ketidakstabilan fiskal jika kebijakan Trump yang kontroversial diterapkan kembali.