kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Joseph Tsai: Tim awal yang membangun Alibaba (1)


Selasa, 15 September 2015 / 13:24 WIB
Joseph Tsai: Tim awal yang membangun Alibaba (1)


Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Joseph Tsai merupakan tangan kanan Jack Ma dalam membesarkan bisnis Alibaba Group, sebagai perusahaan e-commerce terbesar di dunia. Joe memiliki pengalaman panjang di dunia pasar keuangan Wall Street melalui profesi pengacara dan investment bankers. Dengan cara pandang dan jejaring internasional, Joe masuk menjadi salah satu dari 18 tim awal yang membangun Alibaba dari nol. Selama 15 tahun berkarier, Joe memiliki harta US$ 4,4 miliar.

Raksasa e-commerce China, Alibaba Group tidak hanya mengangkat nama Jack Ma sebagai konglomerat dunia. Tangan kanan Jack Ma yakni Joseph Tsai turut kecipratan berkah melimpah. Taksiran Forbes, pria berusia 51 tahun ini menjadi orang kaya ke-39 di Hong Kong dengan kekayaan ditaksir mencapai US$ 4,4 miliar.

Tak disangka, takdir yang membawa Tsai kaya raya dari Alibaba. Sebab, pria lulusan Yale University ini telah lama malang melintang di industri sektor keuangan sebagai investment bankers. Tsai mendarat di Alibaba Group secara tidak sengaja.

Ia berkenalan dengan Jack Ma pada tahun 1999 silam, saat berada di Tiongkok dalam perjalanan bisnis. Pada tahun itu, Joe begitu biasanya Tsai disapa, bekerja di perusahaan investasi di Swedia. Di pertemuan perdana, keduanya saling bertukar pikiran soal bisnis layanan online.

Joe mengaku langsung tertarik dengan pemaparan Jack tentang perusahaan yang menjual barang secara online. Belakangan, Joe bergabung dengan Alibaba Group karena terkesan dengan Jack secara pribadi yang visioner.

Ia menerima pinangan Jack untuk bergabung bersama 18 orang lain sebagai tim pendiri awal Alibaba. Namun bergabungnya Joe di Alibaba Group tidak serta merta membuat perusahaan tersebut langsung booming.

Butuh waktu panjang hingga 15 tahun hingga membuat Alibaba Group menjadi perusahaan dengan pasar terbesar e-commerce terbesar di dunia. Di awal bergabung dengan Alibaba Group, Joe rela menerima penurunan gaji. Sebelumnya, di perusahaan investasi, gaji Joe mencapai U$ 700.000 per tahun pada tahun 1999.

Sementara, pada tahun pertama di Alibaba Group Joe hanya mengantongi sebesar U$ 600 per tahun. Tapi, mantan pengacara Wall Street ini ini tidak kecil hati dan kian bersemangat mengembangkan perusahaan. Joe merupakan aktor penting di balik pengembangan produk usaha menengah kecil mikro (UMKM) Alibaba.

Sejak awal, barang-barang yang dijual online oleh Alibaba adalah UMKM. Alasannya, Joe meyakini bahwa produk UMKM China bakal laku keras di pasar international lantaran murah meriah. Nah, Alibaba Group membantu pembeli dan penjual internasional melakukan transaksi secara online.

Pria yang lahir di Taiwan ini juga meyakini bahwa bisnis yang membawa keuntungan besar tidak lagi soal hasil bumi seperti: minyak, batu bara, kelapa sawit dan gas alam. Namun, produk sehari-hari yang dekat dengan kebutuhan masyarakat.

Harta Joe melesat tinggi saat Alibaba Group mencuri perhatian pelaku bisnis e-commerce global di awal tahun 2010. Pada tahun itu, Alibaba Group meluncurkan portal AliExpress yang memungkinkan eksportir China langsung bertransaksi dengan konsumen di seluruh dunia.

Joe diakui menjadi orang yang paling berpengaruh atas ekspansi kelas international yang dilakukan Alibaba. Sebab, Joe menjadi satu-satunya pendiri Alibaba Group yang mengecap dunia pendidikan dari Amerika. Ia juga profesional pertama yang bekerja di Alibaba dan memiliki segudang pengalaman di perusahaan international.

Riwayat Joe memang unik. Sebagai lulusan pengacara dari Universitas Yale, ia justru besar di dunia sektor keuangan. Yang lebih lucu, Joe sempat bercita-cita menjadi atlet.

Sebelum berlabuh di Alibaba, Joe pernah bekerja di Hong Kong di Investor AB yang merupakan anak usaha dari perusahaan investasi Wallenberg Swedia.

Joe bertanggung jawab untuk investasi ekuitas swasta di Asia. Pengalaman ini membuat Joe memiliki cara pandang bisnis internasional dan koneksi kuat di seluruh benua.                    

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×