kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jumlah kamp penahanan muslim Uighur di China ternyata banyak sekali & terus diperluas


Jumat, 25 September 2020 / 06:47 WIB
Jumlah kamp penahanan muslim Uighur di China ternyata banyak sekali & terus diperluas
ILUSTRASI. China dituduh perluas kamp penahanan muslim Uighur di Xinjiang


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Tercatat bahwa lebih dari 90 persen situs adalah fasilitas keamanan tingkat rendah. Data fasilitas penahanan merupakan bagian dari Proyek Data Xinjiang, yang mencakup detail, tidak hanya tentang jaringan fasilitas penahanan, yang membuat model animasi 3D, tetapi juga situs budaya di kawasan itu seperti masjid.

Ruser mencatat bahwa banyak pusat yang telah diperluas adalah fasilitas keamanan yang lebih tinggi. Sementara, fasilitas yang lain dibangun dekat dengan kawasan industri.

Menunjukkan bahwa mereka yang telah didakwa mungkin juga telah dikirim ke "kompleks pabrik bertembok untuk bertugas kerja paksa". Politisi di Amerika Serikat baru-baru ini memilih untuk melarang impor dari Xinjiang, dengan alasan dugaan penggunaan tenaga kerja paksa sistematis.

Beijing baru-baru ini menerbitkan buku putih yang membela kebijakannya di wilayah semi-otonom, di mana dikatakan program pelatihan, skema kerja, dan pendidikan yang lebih baik berarti kehidupan telah meningkat.

Baca juga: Mengenal penyakit gerd, gejala, obat dan penanganannya

Secara terpisah pada Kamis (24/9/2020), The Global Times, tabloid yang dikelola pemerintah, melaporkan bahwa 2 cendekiawan Australia Clive Hamilton dan Alex Joske telah dilarang memasuki China. Hamilton adalah profesor di Charles Sturt University di Canberra, sedangkan Alex Joske adalah analis di ASPI yang berspesialisasi dalam militer China dan pengaruh internasional Partai Komunis.

Joske yang dibesarkan di China, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia tidak mengajukan visa China selama bertahun-tahun karena risikonya terlalu tinggi. Dia menambahkan bahwa larangan memasuki China tersebut adalah "yang terbaru dari serangkaian upaya Partai Komunis China untuk menghukum mereka yang menyoroti kegiatannya".

The Global Times, yang mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya untuk ceritanya, tidak menjelaskan alasan tindakan tersebut. Sementara pada awal bulan ini, Australia membatalkan visa 2 akademisi China yang dikaitkan dengan penyelidikan berkelanjutan atas campur tangan asing.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Luar Dugaan, China Jalankan lebih dari 380 Fasilitas Penahanan di Xinjiang ",

Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca

Selanjutnya: Polisi super kaya ini punya kekayaan Rp 141,2 triliun



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×