Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Yayasan Daw Khin Kyi didirikan atas nama mendiang ibu Suu Kyi untuk membantu mengembangkan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan di Myanmar, salah satu negara termiskin di Asia.
Kasus-kasus yang dihadapi Suu Kyi berkisar dari melanggar protokol virus corona saat berkampanye dan secara ilegal memiliki radio walkie-talkie hingga melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi. Para pendukungnya mengatakan kasus-kasus itu bermotif politik.
Tentara mengatakan mereka mengambil alih kekuasaan dengan paksa karena partai Suu Kyi curang dalam pemilihan November, sebuah tuduhan yang ditolak oleh komisi pemilihan sebelumnya dan pemantau internasional.
Sementara itu, upaya diplomatik untuk menemukan jalan keluar dari krisis Myanmar belum membuahkan hasil. Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu mendesak implementasi konsensus lima poin yang dicapai oleh para pemimpin Asia Tenggara pada bulan April, yang berpusat pada dialog multi-partai dan mengakhiri kekerasan.
Baca Juga: Ledakan dari bom parsel di Myanmar telah menewaskan lima orang
Perserikatan Bangsa-Bangsa, negara-negara Barat, dan China semuanya mendukung upaya Asia Tenggara untuk menengahi krisis. Akan tetapi, junta tidak terlalu memperhatikan hal itu dan malah memuji kemajuan rencana lima langkahnya sendiri untuk menggelar pemilihan baru.
Tetapi tentara telah gagal untuk melakukan kontrol di Myanmar. Adanya perlawanan baik secara damai maupun dengan kekerasan, melumpuhkan ekonomi Myanmar. Muncul pula serangan gerilya terhadap pasukan keamanan di perbatasan, termasuk di daerah sipil.
Pertempuran telah berkecamuk antara militer dan Pasukan Pertahanan Rakyat yang baru dibentuk, pada hari Kamis. Disebutkan, pertempuran yang terjadi di Negara Bagian Chin itu telah menewaskan 17 tentara pemerintah.