Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Perang Gaza yang bergejolak sejak 7 Oktober 2023 masih belum mereda. Baru-baru ini, Israel bahkan mengumumkan adanya operasi baru di Rafah.
Perang Gaza dimulai setelah Hamas menyerang Israel selatan. Dalam insiden itu Israel mengklaim Hamas telah membunuh 1.200 orang dan menyandera 252 orang.
Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan brutal ke Gaza yang masih berlangsung hingga saat ini.
Baca Juga: Harga Minyak Stabil di Tengah Kebuntuan Gencatan Senjata Hamas-Israel
Jumlah Korban Tewas
Mengutip data Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Palestina, Bulan Sabit Merah Palestina, dan sejumlah otoritas terkait, korban tewas di Gaza hingga 6 Mei 2024 telah mencapai 34.735.
Jumlah itu mencakup lebih dari 14.500 anak-anak. Lebih dari 8.000 orang lainnya juga masih dinyatakan hilang.
Di saat yang sama, sekitar 78.108 orang mengalami luka-luka dan sulit mendapatkan pertolongan medis karena sejumlah fasilitas utama telah hancur akibat serangan militer Israel.
Dari kubu Israel, pihak militer melaporkan sedikitnya 1.139 orang tewas dan 8.730 lainnya mengalami luka-luka.
Baca Juga: Hamas Setuju Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Mulai Menyerang Rafah Timur
Upaya Gencatan Senjata Masih Buntu
Secara umum, Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Mesir dan Qatar.
Sayangnya, Israel mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa proposal Hamas jauh dari persyaratan Israel, namun pihaknya akan mengirim delegasi ke Kairo untuk melanjutkan negosiasi.
Pernyataan itu menambahkan, Israel akan melanjutkan operasi di Rafah untuk memberikan tekanan militer terhadap Hamas.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersikeras untuk meneruskan perang di Gaza hingga Hamas berhasil dimusnahkan.
Dalam pidatonya hari Minggu (5/5), menyelesaikan perang saat ini hanya akan memberikan ruang bagi Hamas untuk berkuasa. Netanyahu dengan tegas menolak situasi seperti itu.
Baca Juga: Netanyahu Enggan Akhiri Perang Sekarang, Tak Ingin Hamas Terus Berkuasa
Militer Israel Terus Menyerang Rafah
Mengutip kantor berita Wafa, sedikitnya delapan orang tewas di Rafah ketika militer Israel melanjutkan serangannya terhadap kota tersebut pada Senin malam.
"Militer Israel telah membunuh lima orang dan melukai lebih banyak lagi setelah mengebom sebuah rumah di lingkungan Tal as-Sultan di sebelah barat Rafah," ungkap Wafa.
Militer Israel juga menewaskan sedikitnya tiga orang, termasuk seorang anak, setelah mengebom sebuah rumah di Rafah barat.
Militer Israel pada hari Senin meminta seluruh warga Palestina untuk segera meninggalkan Rafah.
Melansir AP News, juru bicara militer Israel Letkol Nadav Shoshani mengatakan, sekitar 100.000 orang diperintahkan untuk pindah ke zona aman terdekat yang diakui Israel.
Saat ini sekitar 1,4 juta warga Palestina tinggal di Rafah dan sekitarnya. Jumlah itu lebih dari separuh populasi Gaza.
Sebagian besar dari mereka lari ke Rafah karena selama beberapa bulan memang menjadi tempat paling aman dan terdekat dari akses bantuan kemanusiaan.