Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - RAFAH - Kelompok pejuang kemerdekaan PalestinaHamas pada Senin (6/5) disebut telah menyetujui proposal gencatan senjata dalam perang tujuh bulan dengan Israel di Gaza.
Persetujuan Hamas ini beberapa jam setelah militer Israel mengusir warga untuk Rafah mengevakuasi diri beberapa wilayah di Rafah, yang telah dievakuasi.
Israel mengklaim pihaknya telah melindungi lebih dari satu juta pengungsi sebelum memulai serangan.
Baca Juga: Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Israel yang Baru
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh memberi tahu mediator Qatar dan Mesir bahwa mereka telah menerima proposal gencatan senjata dalam perundingan yang berlangsung di Mesir.
Menurut pernyataan singkat dari Hamas, yang tidak memberikan rincian mengenai perjanjian tersebut.
Belum ada komentar langsung dari Israel atas perundaingan ini.
Namun di media Twitter beredar video yang menyebutkan terjadinya pemboman massif di wilayah Rafah Timur oleh tentara Israel pada Senin (6/5).
Baca Juga: Mediator Gaza Mencari 'Formula Terakhir' Gencatan Senjata Israel vs Hamas
Jika perjanjian tersebut berlaku, maka akan menjadi gencatan senjata pertama sejak jeda pertempuran selama seminggu pada bulan November.
Persetujuan ini menyusul kegagalan selama berbulan-bulan dalam menghentikan pertempuran untuk membebaskan sandera dan memungkinkan lebih banyak bantuan ke Gaza.
Ada kekhawatiran bahwa perundingan gencatan senjata yang diadakan di Kairo terhenti setelah pejabat Hamas Izzat al-Rashiq memperingatkan bahwa setiap operasi Israel di Rafah akan membahayakan perundingan gencatan senjata.
Kota yang terletak di tepi selatan Jalur Gaza ini telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi sekitar setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza, yang terdesak ke selatan akibat serangan Israel yang telah berlangsung selama tujuh bulan.