Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID -Nike memperkirakan terjadinya penurunan pendapat untuk tahun buku 2025. Perusahaan sepatu asal Amerika Serikat (AS) ini menyebut mengalami pelemahan permintaan sepatu kets karena konsumen lebih mendambakan merek-merek sepatu baru seperti Hoka One.
Pernyataan yang disampaikan pada Kamis (27/6) waktu setempat juga sempat mendorong harga sahamnya turun hingga 12%. Sepanjang tahun ini, harga saham Nike juga telah turun mencapai 13%. Jika terus berlanjut diperkirakan perusahaan akan kehilangan nilai pasar lebih dari US$15 miliar.
Melansir Reuters, Nike memperkirakan persentase penurunan pendapatan tahunan akan mencapai kisaran satu digit. Pendapatan kuartal keempat juga meleset dari perkiraan.
Upaya produsen Air Jordan ini untuk mendorong lebih banyak penjualan melalui saluran langsung ke konsumen di Amerika Utara, sejauh ini tidak berhasil. Merek saingannya Hoke One telah mengambil sebagian pangsa pasar Nike dengan produk mereka yang lebih modis.
Untuk membendung penurunan penjualan yang semakin parah, Nike telah mengurangi merek-merek yang kelebihan pasokan seperti Air Force 1. Perusahaan juga menggelontorkan uang untuk membuat sepatu lari yang lebih baik dan merencanakan versi baru dari lini Air Max yang populer. Manajemen juga mengatakan Nike akan menawarkan jajaran alas kaki baru dengan harga di bawah US$100.
Baca Juga: Nike to Lay Off 740 Employees at Oregon Headquarters
Mereka masih optimis, Olimpiade yang akan berlangsung bulan depan akan membantunya memenangkan kembali sebagian pangsa pasar. CEO Nike, John Donahoe menyebut Olimpiade Paris akan menjadi momen terbaik untuk mengomunikasikan visi kami mengenai olahraga kepada dunia.
“Nike mencoba menjual narasi yang mereka ciptakan kembali, tetapi angka-angka yang mereka berikan untuk tahun 2025, benar-benar menunjukkan bahwa sebuah perusahaan sedang berada dalam sedikit masalah dan hal-hal yang mereka lakukan tidak akan berhasil pada tahun depan.” ujar analis GlobalData, Neil Saunders.
CFO Nike, Matthew Fried mengatakan pada kuartal ini pihaknya merasakan aktivitas yang sepi di toko yang berlokasi di Amerika Utara. Biasanya wilayah tersebut menyumbang pendapatan di kisaran 42%.
Bukan hanya di Negeri Paman Sam, lemahnya permintaan pasar juga terjadi di Tiongkok. Selama periode Maret-Mei penurunannya mencapai dua digit. Padahal Tiongkok Raya menyumbang 14,7% dari pendapatan Nike pada tahun 2024. Amerika Utara mencapai 42%.
Pangsa pasar Nike di AS dalam kategori sepatu olahraga pada tahun 2023 turun menjadi 34,97% pada tahun 2023 dari 35,37% pada tahun 2022, dan 35,40% pada tahun 2021. Pada kuartal IV 2024, pendapatan dalam bisnis grosir Nike naik 5%, tetapi pertumbuhan bisnis direct-to-consumer turun 8%. Kemudian pendapatan bersih kuartal keempat turun 1,7% menjadi $12,61 miliar.
Untuk kuartal pertama 2024, Nike memperkirakan penurunan pendapatan sekitar 10%, dibandingkan ekspektasi penurunan pendapatan sebesar 3,16%.