kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kalahkan China, Jepang rajai proyek infrastruktur di Asia Tenggara


Senin, 24 Juni 2019 / 19:11 WIB
Kalahkan China, Jepang rajai proyek infrastruktur di Asia Tenggara


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang merajai proyek infrastruktur di Asia Tenggara mengalahkan China. Dengan jumlah proyek-proyek yang masih ditanggungnya bernilai satu setengah kali dari saingannya, menurut data terbaru Fitch Solutions.

Bloomberg, Minggu (23/6) melaporkan proyek yang didukung Jepang antara lain berasal dari enam negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Nilai proyek dari enam negara tersebut mencapai US$ 367 miliar, atau lebih tinggi dari China yang sebesar US$ 255 miliar.

Angka-angka tersebut menunjukkan kebutuhan akan pembangunan infrastruktur di Asia Tenggara tinggi. Jepang masih mendominasi proyek di ASEAN, meski Presiden China Xi Jinping telah mendorong pembelanjaan kereta api dan pelabuhan melalui program Belt and Road Initiative.

Angka-angka Fitch terbaru, hanya menghitung proyek yang tertunda yang masih tahap perencanaan, studi kelayakan, tender yang saat ini sedang dibangun. Data Fitch pada Februari 2018 menempatkan investasi Jepang US$ 230 miliar, sedangkan Cina US$ 155 miliar.

Sejauh ini, Vietnam adalah negara terbesar yang dilibatkan untuk proyek infrastruktur Jepang, dengan nilai proyek mencapai US$ 209 miliar atau lebih dari setengah total Jepang. Di antaranya, termasuk proyek kereta cepat senilai US$ 58,7 miliar yang menghubungkan kota Hanoi dan Ho Chi Minh.

Sementara proyek terbesar China adalah Indonesia. Nilai proyek China yang berjalan di Indonesia mencapai US$ 93 miliar, atau 36% dari total proyek keseluruhan. Proyek besar itu berupa pembangkit listrik tenaga air di sungai Kayan, Kalimantan sebesar US$ 17,8 miliar.

Jika dilihat dari jumlah proyek di Asia Tenggara, Jepang juga tetap mendominasi meski dengan margin yang lebih kecil. Sampai saat ini, 240 perusahaan infrastruktur mendapat dukungan Jepang, sedangkan China sebanyak 210 perusahaan yang berasal dari 10 negara di Asia Tenggara.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×