Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, kembali muncul ke publik dengan pesan tegas terhadap arah pemerintahan Donald Trump yang kembali menduduki Gedung Putih sejak kemenangan dalam pemilu 2024.
Dalam pidatonya di acara Leading Women Defined Summit yang diselenggarakan di California pada 3 April 2025, Harris menyampaikan kekhawatiran yang mendalam atas iklim ketakutan yang melanda bangsa akibat kebijakan-kebijakan kontroversial dari Presiden Trump.
Mengutip Unilad, pidato tersebut datang di tengah situasi politik yang memanas, menyusul keputusan Trump untuk memberlakukan tarif besar-besaran terhadap sejumlah negara sekutu, yang menyebabkan kekhawatiran global serta ancaman terhadap stabilitas ekonomi domestik dan internasional.
Baca Juga: JPMorgan Prediksi 60% Peluang Resesi Global Akibat Kebijakan Tarif Trump
Harris Soroti Peran Kepemimpinan di Masa Ketidakpastian
Kamala Harris membuka pidatonya dengan menyerukan pentingnya keberanian untuk berbicara dan bertindak, terutama ketika rasa takut menyelimuti masyarakat akibat arah kebijakan pemerintahan saat ini.
“Ketika satu orang, ketika beberapa orang berdiri dengan keberanian — itu adalah keberanian yang ditunjukkan para pemimpin di ruangan ini setiap hari,” kata Harris.
“Keberanian untuk mengatakan saya merasa takut, keberanian untuk mengatakan apa yang sedang terjadi ini salah, dan keberanian untuk mengatakan bahwa ada jalan yang harus kita tempuh untuk keluar dari situasi ini,” lanjutnya.
Harris menekankan bahwa demokrasi masih bisa diselamatkan, selama rakyat tetap memegang teguh nilai-nilai dan berani mempertahankan institusi demokratis.
“Keberanian itu menular,” tambahnya.
Sindiran Halus Terhadap Pemilih dan Keheningan Organisasi
Dalam pernyataannya yang berapi-api, Harris juga menyoroti keheningan organisasi-organisasi dan individu berpengaruh yang menurutnya telah “menyerah terhadap ancaman-ancaman yang jelas tidak konstitusional.” Ia menyatakan bahwa beberapa bulan terakhir telah menunjukkan tren pembiaran terhadap penyimpangan kekuasaan oleh administrasi Trump.
“Kita melihat organisasi-organisasi memilih diam. Kita melihat mereka yang menyerah terhadap ancaman yang jelas-jelas tidak konstitusional,” tegas Harris.
Meskipun tidak secara eksplisit menyalahkan pemilih atas hasil Pilpres 2024, Harris melontarkan sindiran ringan yang disambut tawa hadirin, dengan mengatakan:
“Ada banyak hal yang kita sudah tahu akan terjadi… Tapi saya tidak di sini untuk berkata ‘sudah saya bilang’,” terangnya.
Baca Juga: Inilah Daftar Lengkap Tarif Baru Trump yang Dikenakan pada Berbagai Negara
Jamie Raskin: Demokrasi Amerika Sedang Diuji
Menanggapi pidato Harris, Anggota DPR AS dari Partai Demokrat, Jamie Raskin, memberikan dukungan penuh atas isi pidato tersebut dalam wawancaranya dengan Jen Psaki dari MSNBC.
Raskin mengakui bahwa banyak pihak menilai Partai Demokrat seperti menghilang pasca kekalahan di pemilu 2024, namun menurutnya hal itu merupakan dampak dari besarnya trauma politik yang dialami.
“Saya bilang kepada semua orang waktu itu — ketika mereka bertanya, ‘ke mana perginya kepemimpinan Demokrat?’ — butuh waktu untuk benar-benar menyerap kejutan dari peristiwa ini,” ujar Raskin.
Ia menyebut bahwa Amerika saat ini sedang menghadapi Sebuah upaya nyata untuk mengambil alih kekuasaan secara otoriter, serta pembersihan besar-besaran terhadap pegawai federal.
Namun, Raskin menekankan bahwa para pemimpin dan pendukung Demokrat kini berada dalam semangat perlawanan yang baru.