Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Data kementerian kesehatan India menunjukkan 4.000 kematian dan 343.144 infeksi selama 24 jam terakhir. Ini adalah hari ketiga berturut-turut dari 4.000 kematian atau lebih. Tetapi infeksi harian terus di bawah puncak minggu lalu 414.188.
Sementara total infeksi mencapai 24 juta. Jumlah kematian mencapai 262.317 sejak pandemi pertama kali melanda India lebih dari setahun yang lalu.
Krangnya pengujian di banyak tempat berarti penghitungan resmi tidak mencakup seluruh kematian dan infeksi. Para ahli memperkirakan angka sebenarnya bisa lima hingga sepuluh kali lebih tinggi.
Situasinya sangat buruk di daerah pedesaan Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India. Wilayah ini merupakan rumah bagi lebih dari 240 juta orang.
Televisi menyiarkan gambar keluarga yang menangisi orang mati di rumah sakit pedesaan atau berkemah di bangsal untuk merawat orang sakit. Mayat-mayat terdampar di Sungai Gangga, sungai yang mengalir melalui negara bagian, karena krematorium kewalahan dan kayu untuk pembakaran kayu bakar sangat sedikit.
Baca Juga: Warga Australia yang pulang dari India akan dikarantina di kamp pertambangan lama
Gelombang kedua infeksi, yang meletus pada Februari disertai dengan perlambatan vaksinasi meskipun Perdana Menteri Narendra Modi membuka vaksinasi untuk semua orang dewasa mulai 1 Mei.
Meskipun India adalah produsen vaksin terbesar di dunia, permintaan yang besar telah membuat persediaannya rendah. Menurut data pemerintah hingga Kamis (13/5), India telah memvaksinasi penuh lebih dari 38,2 juta orang, atau sekitar 2,8% dari populasi sekitar 1,35 miliar.
Penasihat utama pemerintah V.K. Paul mengatakan bahwa lebih dari 2 miliar dosis vaksin kemungkinan akan tersedia antara Agustus hingga Desember tahun ini. Jumlah tersebut termasuk 750 juta dosis vaksin AstraZeneca, serta 550 juta Covaxin, yang dibuat oleh produsen dalam negeri Bharat Biotech.
"Kami sedang melalui fase pasokan terbatas," kata Paul. "Seluruh dunia sedang melalui ini. Butuh waktu untuk keluar dari fase ini."
Baca Juga: Meski ditentang WHO, obat anti-parasit tetap digunakan di India untuk atasi Covid-19