Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - PARIS. Prancis akan memerintahkan wajib penggunaan masker wajah di seluruh Paris untuk mengekang infeksi virus corona baru yang melonjak.
Perdana Menteri Prancis Jean Castex pada Kamis (27/8) memperingatkan, wabah virus corona bisa lepas kendali jika tindakan cepat tidak diambil.
"Virus itu menyebar ke seluruh negeri," kata Castex pada konferensi pers bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan Prancis di Paris.
"Penyebaran epidemi bisa menjadi eksponensial jika kita tidak bereaksi dengan cepat," tegasnya seperti dikutip Channel News Asia.
Baca Juga: Jumlah kasus infeksi corona meningkat, Prancis perluas tes Covid-19 gratis
Angka "R" di Prancis meningkat menjadi 1,4, menurut Castex. Yang berarti, setiap 10 orang dengan virus akan menginfeksi 14 lainnya. Angka "R" di atas 1 bisa menyebabkan pertumbuhan eksponensial.
Prancis mewajibkan pemakaian masker wajah di ruang publik tertutup di Paris, seperti toko dan bank, pada 21 Juli. Dan, awal Agustus lalu wajib di luar ruangan di fasilitas publik, termasuk Basilika Sacre Coeur di Montmartre.
Castex mengatakan, kehidupan harus terus berjalan tapi Prancis tidak akan lengah, karena para penasihat ilmiah memperingatkan gelombang kedua yang melanda musim gugur.
Peningkatan infeksi sangat tinggi di antara orang berusia 20 hingga 30 tahun
Castex mendesak warga Prancis untuk melakukan bagian mereka dengan mengambil tindakan pencegahan infeksi, seperti mencuci tangan, memakai masker secara teratur, dan mempraktikkan jarak sosial.
Beberapa "relaksasi" dalam masyarakat Prancis tampaknya telah berkontribusi pada peningkatan infeksi pasca-penguncian, dia mengungkapkan, dengan beberapa orang tidak mau memakai masker atau mengikuti pedoman untuk menghindari pesta atau menjauh dari orangtua yang berisiko lebih tinggi.
Peningkatan infeksi sangat tinggi di antara orang berusia 20 hingga 30 tahun.
Baca Juga: Kasus harian virus corona melonjak, Prancis akan wajibkan masker di tempat kerja
Castex menyebutkan, situasinya belum "serius", dengan tingkat kasus virus 20 kali lebih rendah pada Rabu (27/8) dari saat puncak epidemi, dengan 1.000 kasus per 100.000 penduduk.
Tetapi, jika keadaan berubah menjadi yang terburuk, dia menegaskan, rumahsakit telah siap dengan tempat tidur, masker, dan peralatan yang memadai.
Prancis melaporkan 5.429 infeksi baru pada Rabu (27/8), level tertinggi baru setelah penguncian pada awal April.
Infeksi meroket di kalangan anak muda, Castex menambahkan. Ia pun mendesak kakek dan nenek untuk tidak menjemput cucu mereka dari sekolah ketika tahun ajaran baru bergulir pada 1 September nanti.