Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Singapura akan keluar dari pemutus sirkuit pada 1 Juni nanti. Pencabutan kebijakan pembatasan untuk mengekang penyebaran virus corona baru tersebut akan bertahap dalam tiga fase.
Kementerian Kesehatan serta Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Singapura dalam pernyataan bersama mengatakan, karena risiko kebangkitan kembali transmisi virus corona di masyarakat tetap tinggi, pemerintah terlebih dahulu melanjutkan kegiatan ekonomi yang tidak menimbulkan risiko tinggi penularan pada tahap pertama.
Selain bisnis penting yang sudah beroperasi, bisnis dengan risiko transmisi yang lebih rendah akan buka kembali. Ini termasuk perusahaan manufaktur tapi harus tunduk pada pedoman yang pemerintah keluarkan.
Baca Juga: Kasus corona di Singapura sentuh 28.000, setelah catat 682 infeksi baru
"Mereka yang telah bekerja dari rumah harus terus melakukannya, dan karyawan pergi ke kantor hanya jika dibutuhkan," kata Kementerian Kesehatan serta Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Singapura, Selasa (19/5), seperti dikutip Channelnewsasia.com.
Pedoman tersebut berlaku termasuk karyawan yang perlu kembali ke kantor untuk mengakses sistem dan peralatan khusus yang tidak bisa mereka akses dari rumah, atau untuk memenuhi persyaratan hukum.
Langkah-langkah pemutus sirkuit mulai berlaku sejak 7 April, dan Pemerintah Singapura semakin memperketatnya setelah tiga minggu berjalan, dengan lebih banyak bisnis harus tutup dan melarang pertemuan sosial.
Baca Juga: Terendah, Singapura hanya catat satu kasus baru corona di masyarakat
Menteri Kesehatan Gan Kim Yong menyatakan, keputusan keluar dari pemutus sirkuit adalah karena jumlah infeksi virus corona di masyarakat yang rendah, dan situasi yang stabil di asrama pekerja asing, penyumbang terbesar kasus Covid-19.
Tapi, Gan mengingatkan, ketika Singapura melanjutkan lebih banyak kegiatan masyarakat dan bisnis, negeri Merlion bisa memiliki peningkatan kasus-kasus baru virus corona setiap hari.
"Kuncinya adalah mendeteksi kasus-kasus ini dan mengatasinya dengan cepat, sehingga mencegah peningkatan tajam dalam jumlah kasus, atau kemunculan kluster besar," ujar dia seperti dilansir Channelnewsasia.com.