Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Di tengah penyebaran varian Omicron yang semakin luas, WHO melaporkan lonjakan kasus Covid-19 global sepanjang pekan keempat Desember 2021.
Dalam Pembaruan Epidemiologi Mingguan Covid-19 yang terbit Selasa (28/12), WHO menyebutkan, kasus Covid-19 global melonjak 11% menjadi 4,98 juta dibanding pekan sebelumnya.
Sementara jumlah kematian akibat Covid-19 turun 4% jadi 44.680 orang dibandingkan dengan minggu ketiga Desember tahun ini.
Tambahan tersebut mengantarkan total kasus Covid-19 global menjadi 278,71 juta dan kematian akibatr virus corona jadi 5,39 juta.
Baca Juga: Sudah Ada di Tengah Masyarakat Indonesia, Ini Fakta Terbaru Varian Omicron dari WHO
Menurut WHO, wilayah Amerika melaporkan peningkatan terbesar dalam kasus baru, mencapai 39%, diikuti Afrika yang naik 7%. Sedang kasus di Asia Tenggara terus menurun.
Untuk kematian, wilayah Afrika mencatat kenaikan tertinggi, mencapai 72%, diikuti Asia Tenggara yang naik 9% dan Amerika meningkat 7%.
WHO menegaskan, risiko keseluruhan terkait varian baru yang menjadi perhatian, Omicron, tetap sangat tinggi.
"Bukti yang konsisten menunjukkan, varian Omicron memiliki keunggulan pertumbuhan dibanding varian Delta dengan waktu penggandaan 2-3 hari," kata WHO.
Baca Juga: Omicron Sudah Beredar di Tengah Masyarakat Indonesia, Kenali Lagi Gejala Varian Ini
Dan, menurut WHO, peningkatan cepat kasus Covid-19 terlihat di sejumlah negara, dengan Omicron menjadi varian virus corona yang dominan, seperti di Inggris dan Amerika Serikat.
"Tingkat pertumbuhan yang cepat kemungkinan merupakan kombinasi dari kedua penghindaran kekebalan dan peningkatan transmisibilitas intrinsik dari varian Omicron," sebut WHO.
Berikut lima negara dengan kasus Covid-19 tertinggi selama pekan keempat Desember 2021:
- Amerika Serikat dengan 1.185.653 kasus baru, naik 34%
- Inggris dengan 611.864 kasus baru, naik 20%
- Prancis dengan 506.442 kasus baru, naik 41%
- Italia dengan 257.579 kasus baru, naik 62%
- Jerman dengan 197.845 kasus baru, turun 30%