Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia bisa melakukan penutupan total di Selangor, negara bagian paling industri di negeri jiran, jika pembatasan virus corona saat ini tidak bisa menahan lonjakan kasus baru.
Pemerintah Malaysia melarang kegiatan sosial dan perjalanan antardistrik dan negara bagian, sebagai bagian dari Perintah Kontrol Gerakan (MCO) yang berlaku sebelum liburan Hari Raya Idul Fitri.
Sebab, Malaysia tengah bergulat dengan lonjakan infeksi COVID-19, yang menurut para ahli, mungkin melibatkan sangat tinggi varian virus corona sangat menular.
Kegiatan bisnis masih bisa beroperasi, tetapi pemerintah mungkin perlu menutupnya di Negara Bagian Selangor jika situasinya memburuk, Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba mengatakan.
Selangor adalah kontributor utama produk domestik bruto dan lapangan kerja sebagai pusat logistik dan industri Malaysia. Di negara bagian ini, produsen sarung tangan karet top dunia Top Glove memulai operasinya.
Baca Juga: Malaysia kembali terapkan Perintah Kontrol Gerakan, lebih ketat dari sebelumnya
"Jika MCO tidak bisa menahan penyebaran, maka MCO penuh akan menjadi sesuatu yang dapat dipertimbangkan," kata Adham dalam konferensi pers virtual Senin (17/5), seperti dikutip Reuters.
Selangor, negara bagian terkaya dan terpadat di Malaysia, melaporkan lebih dari seribu kasus baru COVID-19 setiap hari sejak 5 Mei, membuat menyumbang setidaknya seperempat dari kasus harian secara nasional.
Malaysia mencatat total lebih dari 470.000 kasus dengan 1.902 kematian pada Minggu (16/5), tingkat infeksi tertinggi ketiga di wilayah Asia Tenggara setelah Indonesia dan Filipina.
Para kritikus mengatakan, Pemerintah Malaysia lambat dalam menjalankan program vaksinasi. Targetnya, negeri jiran menginokulasi 80% dari 32 juta penduduk pada Desember 2021.
Sejauh ini, sekitar 1,19 juta orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19, menurut data Kementerian Kesehatan Malaysia.