Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MANILA. Ibu kota Filipina, Manila, memperluas larangan bagi anak di bawah umur meninggalkan tempat tinggal mereka, dengan memasukkan pemuda hingga 18 tahun, selama dua minggu mulai Rabu (17 Maret), memperketat pembatasan dalam upaya untuk mengatasi lonjakan kasus virus corona.
Melansir Reuters, hanya warga yang berusia 18 hingga 65 tahun yang boleh keluar dari rumah mereka, Badan Pembangunan Metro Manila mengatakan dalam sebuah pernyataan, Rabu, mengutip kesepakatan di antara wali kota.
Filipina akhir tahun lalu mulai melonggarkan salah satu penguncian terpanjang dan terketat di dunia, tapi aturan bagi siapa pun yang berusia di bawah 15 tahun harus tetap di rumah mereka di Manila tetap berlaku.
Negara Asia Tenggara ini telah melihat lonjakan kasus virus corona bulan ini, dengan mencatat peningkatan harian terbesar sejak pertengahan Agustus tahun lalu pada Senin (15 Maret) dengan 5.404 infeksi baru.
Baca Juga: Filipina akan melarang masuk warga negara asing karena kasus COVID-19 meningkat
Jam malam telah diberlakukan kembali sejak Senin selama dua minggu di Metro Manila, hotspot virus corona di Filipina dengan lebih dari 12 juta penduduk.
Tindakan tambahan, seperti larangan minuman keras dan penguncian lokal di daerah dengan tingkat infeksi tinggi, juga diterapkan.
Batas usia yang diperluas datang lima bulan setelah pihak berwenang mengizinkan warga usia 15 hingga 65 tahun untuk keluar rumah sebagai bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi yang mengalami kemerosotan terburuk dalam sejarah pada tahun lalu.
Menghadapi kritik tentang program vaksinasi yang bergerak lambat, Kepala Strategi Virus Corona Carlito Galvez mengatakan, lebih banyak dosis akan segera tiba, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Filipina dapatkan fasilitas US$ 900 juta untuk vaksin Covid-19 dan pemulihan ekonomi
Menurut dia, hampir 2,4 juta dosis diharapkan datang pada awal April, terdiri dari 979.200 dosis vaksin AstraZeneca melalui fasilitas COVAX dan 1,4 juta suntikan Sinovac termasuk 400.000 disumbangkan oleh China.
Galvez bilang, tidak ada rencana untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk menyuntik petugas kesehatan, meskipun beberapa negara Eropa telah menyetop pemberiannya setelah laporan kemungkinan efek samping yang serius.
Pemerintah Filipina juga telah menandatangani kesepakatan dengan Serum Institute of India untuk 30 juta dosis vaksin Novavax, yang akan tiba pada kuartal ketiga atau keempat tahun ini, Galvez menambahkan.