kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,75   12,44   1.37%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kata WHO: 82% dari 17.000 kasus baru virus corona tergolong ringan


Sabtu, 08 Februari 2020 / 12:27 WIB
Kata WHO: 82% dari 17.000 kasus baru virus corona tergolong ringan
ILUSTRASI. Pertemuan Dewan Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tentang pemutakhiran wabah virus corona di Jenewa, Swiss, 6 Februari 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai, mayoritas kasus baru virus corona di China tergolong "ringan". Dari 17.000 kasus baru, sebanyak 82% masuk kategori ringan, 15% parah, dan 3% kritis, 

"Kami tahu, 2% atau kurang dari 2% sekarang dari kasus yang China laporkan (ke WHO) meninggal," kata kata Ahli Epidemiologi WHO Maria van Kerkhove di Jenewa, Jumat (7/2), seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Setidaknya, 34.000 orang saat ini terinfeksi secara global oleh virus corona yang telah menewaskan lebih dari 700 orang, terutama di China.

Baca Juga: Kabar menggembirakan, jumlah yang sembuh dari virus corona 2.050 orang

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, beberapa negara masih belum berbagi data klinis tentang kasus-kasus virus yang terkonfirmasi, dan mendesak mereka untuk melakukannya "segera".

"Kita memiliki musuh bersama yang berbahaya dan yang bisa membawa pergolakan sosial, politik, dan ekonomi yang serius. Ini adalah waktu untuk melawannya bersama-sama," tegas Tedros di hadapan Dewan Eksekutif WHO, Jumat (7/2).

Tedros juga menunjukkan, pada Rabu (5/5) dan Kamis (6/2), jumlah kasus virus corona yang dilaporkan menurun. "Ini adalah kabar baik tetapi kami memperingatkan agar tidak terlalu banyak membaca, jumlahnya bisa naik lagi," ujarnya.

Baca Juga: Lampaui SARS, korban tewas virus corona di China bertambah jadi 722 orang

Ada penimbunan masker

Melansir Channelnewsasia.com, Tedros menambahkan, ada kekurangan masker dan peralatan pelindung lainnya terhadap virus yang WHO beri nama novel coronavirus (2019 n-CoV).

Alhasil, Tedro mengungkapakn, harga beberapa barang mencapai 20 kali lebih tinggi dari biasanya. Kondisi ini diperburuk oleh penggunaan masker yang tidak tepat oleh orang-orang yang tidak sakit.

"Dan, ada penimbunan persediaan yang cukup untuk empat hingga enam bulan. Stok masker dan respirator global sekarang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan WHO dan mitra kami," katanya. "Ada masalah moral di sini".

Baca Juga: Bantu China memerangi virus corona, AS siapkan dana Rp 1,36 triliun

Setelah berbicara dengan kelompok rantai suplai produsen dan distributor pada Jumat (7/2), Tedros memuji perusahaan-perusahaan yang telah berjanji untuk menjual hanya kepada staf medis.

"Ada stok terbatas alat pelindung dan kami perlu memastikan kami mendapatkannya untuk orang-orang yang paling membutuhkan di tempat-tempat yang paling membutuhkan," katanya yang memperingatkan ada penimbunan di negara-negara dan daerah-daerah dengan kasus virus rendah.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×