Sumber: New Trader U | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Membangun kekayaan bukan hanya soal menghasilkan lebih banyak uang, tetapi juga tentang cara cerdas mengelola apa yang sudah dimiliki.
Orang-orang yang sukses secara finansial punya pola pikir yang sama: mereka tahu kapan harus berkata “tidak”. Alih-alih mengejar kepuasan instan, mereka menolak kebiasaan yang menguras keuangan. Setiap rupiah yang salah belanja adalah peluang investasi yang hilang.
Jika ingin mencapai kemandirian finansial dan bebas dari jeratan gaya hidup konsumtif, berikut 10 hal yang sebaiknya Anda hindari, yang dirangkum dari New Trader U:
1. Menolak Inflasi Gaya Hidup
Inflasi gaya hidup adalah salah satu pembunuh kekayaan terbesar, yang secara otomatis meningkatkan pengeluaran ketika pendapatan meningkat.
Banyak orang meningkatkan gaya hidup mereka setiap kali penghasilan mereka naik, pindah ke apartemen mahal atau membeli mobil mewah. Pola ini membuat mereka stagnan secara finansial meskipun berpenghasilan lebih.
Para pembangun kekayaan mengambil pendekatan yang berbeda. Ketika pendapatan meningkat, mereka mempertahankan gaya hidup mereka saat ini dan menginvestasikan selisihnya.
Baca Juga: Guru Finansial Ini Bocorkan 5 Barang yang Tak Boleh Dibeli Warga Kelas Menengah Bawah
2. Menolak Utang Berbunga Tinggi
Utang berbunga tinggi mungkin merupakan kekuatan paling merusak yang menghambat akumulasi kekayaan. Saldo kartu kredit dan pinjaman gaji menciptakan kemustahilan matematis untuk membangun kekayaan.
Para pembangun kekayaan memprioritaskan penghapusan utang berbunga tinggi sebelum mengejar tujuan keuangan lainnya.
3. Menolak Pembelian secara Impulsif
Pembelian impulsif menghancurkan anggaran dan menggagalkan rencana keuangan. Dunia modern terus-menerus mendorong pengeluaran spontan melalui iklan dan metode pembayaran yang mudah.
Para pembangun kekayaan melindungi diri mereka sendiri dengan menerapkan periode tunggu sebelum melakukan pembelian besar—mungkin dua puluh empat jam untuk barang-barang kecil atau tiga puluh hari untuk pengeluaran yang lebih besar.
Baca Juga: Menurut Psikologi, Ini 5 Perangkap Pola Pikir yang Hambat Kesuksesan Kelas Menengah
Periode tenang ini memungkinkan emosi mereda dan pemikiran rasional menang. Seringkali, keinginan untuk membeli memudar sepenuhnya. Mereka membedakan antara keinginan dan kebutuhan, mempertanyakan apakah setiap pembelian benar-benar menambah nilai dan mempertimbangkan biaya peluang dari uang tersebut.