Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China akan memperketat pengawasan terhadap proyek-proyek tembaga dan alumina baru untuk mengekang investasi yang tidak rasional dan ekspansi yang tidak teratur mulai tahun 2026 hingga 2030, kata perencana ekonomi tertinggi negara itu.
Mengutip Reuters, Jumat (26/12/2025), dalam sebuah artikel di situs webnya, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) mengatakan pemerintah daerah harus memperkuat studi kelayakan untuk proyek-proyek besar dan menyelaraskan persetujuan mereka dengan kebijakan industri nasional.
Pedoman tersebut menargetkan tembaga dan alumina, industri yang menurut komisi tersebut merupakan kunci pembangunan ekonomi dan militer.
"Tetapi pengembangannya harus mempertimbangkan perbedaan basis industri regional, kekayaan sumber daya, dan kapasitas lingkungan."
Baca Juga: China Berjanji Mengendalikan Produksi Baja Pada 2026-2030
China juga akan mendorong penggabungan dan restrukturisasi di antara perusahaan-perusahaan besar untuk meningkatkan konsentrasi industri dan daya saing, kata NDRC.
Selain itu, Beijing akan terus mendukung investasi pertambangan luar negeri dalam rencana lima tahun berikutnya.
China adalah produsen dan konsumen tembaga dan alumina terbesar di dunia dan telah berulang kali memperingatkan risiko kelebihan kapasitas dan investasi yang tidak terkendali di industri tersebut.
China menangguhkan rencana untuk kapasitas peleburan tembaga sekitar 2 juta metrik ton, menurut Asosiasi Industri Logam Nonferrous China bulan lalu.
Baca Juga: Kabinet Jepang Setujui Anggaran US$ 785 Miliar, Janji Akan Kendalikan Utang
Sepanjang Januari hingga November 2025, China memproduksi 13,3 juta metrik ton tembaga olahan, naik 9,8% dari tahun sebelumnya, dan berada di jalur untuk mencapai rekor produksi tembaga olahan pada tahun 2025.
Produksi alumina di China mencapai 84,7 juta ton pada periode yang sama, dan kemungkinan juga akan mencetak rekor pada tahun 2025.













