Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat akhirnya memutuskan untuk menunda untuk menaikkan pajak impor barang-barang China hingga 15 Desember 2019 mendatang. Alasannya menyangkut kesehatan, keamanan, keamanan nasional, dan faktor lain.
Produk-produk yang kenaikan pajaknya ditunda antara lain ponsel, laptop, video game, mainan, layar komputer, dan baju tertentu. Sedangkan sejumlah barang lainnya masih tetap dinaikkan pajaknya sebesar 10% per 1 September, atau sesuai rencana.
Pengumuman tersebut dirilis tak lama setelah Menteri Perdagangan China mengatakan Wakil Perdana Menteru Liu He telah berbicara dengan pejabat Kementerian Perdagangan AS via telepon.
ChinBaca Juga: Disalahkan Trump, The Fed klaim ekonomi AS masih positif
Presiden AS Donald Trump, dalam pernyataan di hadapan wartawan bilang, penundaan tersebut merupakan langkah untuk menghindari turunnya tingkat konsumsi pada Natal tahun ini.
Kendati demikian, sejumlah analis mengatakan, penundaan ini tidak berarti perang dagang sudah berakhir. "Meredanya ketegangan antara kedua belah pihak sepertinya hanya untuk sementara waktu. Hubungan antara dua negara dengan perekonomian besar dunia masih sangat rentan, diselingi dengan sejumlah langkah untuk kompromi," jelasnya Elena Duggar, associate managing director Moody's seperti yang dikutip BBC.
Sebelumnya, kepala negosiasi perdagangan China Wakil Perdana Menteri Liu He dan Menteri Perdagangan China Zhong Shan, sudah berbicara dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Kamar Dagang AS Robert Lighthizer.
Baca Juga: Menkeu bendung impor tekstil dari China, India dan Taiwan
Kantor berita Xinhua menulis, pemerintah China sudah merilis protes keras terhadap pajak impor yang akan diberlakukan per 1 September mendatang. Lighthizer dan Liu dijadwalkan akan melakukan perundingan lewat telepon lagi dalam dua pekan.
Kedua belah pihak juga akan kembali menggelar pertemuan di Washington pada September. Namun, mengingat kian memburuknya hubungan keduanya dalam dua pekan terakhir, masih diperdebatkan di mana pertemuan akan berlangsung.
Baca Juga: Morgan Stanley prediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5% di 2019-2020
Kabar mengejutkan dari Perwakilan Kamar Dagang AS ini berhasil menyebarkan euforia ke pasar saham. Investor teknologi menyambut gembira kabar penundaan pajak tersebut. Hal itu mendorong indeks saham chip melesat 2,8%. Saham-saham ritel dan industri juga melaju, yang dipimpin oleh saham General Electric sebesar 4,4%.
Di Wall Street, tiga indeks utama AS naik lebih dari 2% dalam satu sesi. Indeks Dow Jones dan indeks S&P 500 ditutup dengan kenaikan 1,4%. Sedangkan indeks Nasdaq ditutup dengan lonjakan 1,9%, terkerek oleh lonjakan saham Apple sebesar 4%.
Di Inggris, saam-saham yang terkait dengan perdagangan global juga melaju, di mana perusahaan tambang Glencore ditutup melesat 2,3%.