kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Disalahkan Trump, The Fed klaim ekonomi AS masih positif


Senin, 12 Agustus 2019 / 20:25 WIB
Disalahkan Trump, The Fed klaim ekonomi AS masih positif
ILUSTRASI. Jerome Powell


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) kerap menyalahkan Federal Reserve (The Fed) karena menempatkan ekonomi AS dalam risiko. Hal ini menjadi kontradiksi, sebab data The Fed menunjukkan bahwa kondisi ekonomi masih cukup baik menurut Ketua The Fed Jerome Powell belum lama ini.

Adu argumen antara pemerintah AS dan bank sentral AS praktis membuat publik bingung. Namun, Trump punya alasan untuk terus menekan The Fed tentang keadaan ekonomi yang rapuh. Alasannya, tak lain terletak pada janji kampanye Trump tahun 2016 yang menjamin ekonomi membaik bahkan meroket untuk membuat AS kembali untung.

Mengutip Reuters, Senin (12/8), tanda belum seirama Trump dengan The Fed ini menunjukkan bahwa pemerintah belum puas dengan keadaan ekonomi AS saat ini. Hal ini mungkin menjadi penyebab, manuver mengejutkan AS belakangan ini semakin agresif.

Baca Juga: Bikin heboh lagi, Donald Trump tidak siap membuat deal perdagangan dengan China

Saat ini pertumbuhan AS sedang surut dan jauh di bawah tingkat tahunan sebesar 3%. Tak hanya itu, defisit perdagangan juga mulai melebar dan belum ada tanda kemenangan dalam perang dagang AS dan China. 

Kemudian, target investasi yang belum tercapai serta belanja modal bisnis yang belum maksimal akhir-akhir ini juga telah menghambat pertumbuhan secara keseluruhan.

Namun, Trump dalam setiap kesempatan terus menegaskan bahwa lapangan pekerjaan terus tumbuh. Namun, klaim tersebut memang sudah terjadi selama hampir sembilan tahun, alias bergerak pada laju yang sama di masa pemerintahan Obama yaitu naik hanya 2%.

"Dia (Trump) sangat fokus pada The Fed, untuk menghindari resesi (perlambatan ekonomi) yang benar-benar nyata di matanya. Itu adalah hambatan terbesar untuk pemilihan umum ulang nantinya," ujar salah satu pejabat Gedung Putih dalam Reuters.

Sebab, tujuan The Fed tak lain adalah untuk menciptakan lapangan kerja, stabilitas harga dan suku bunga jangka panjang moderat. Hal ini jelas bertentangan dengan prioritas ekonomi dari politik partai berkuasa. Semisal, harus memaksimalkan pertumbuhan tahunan, mencari pengaruh dalam negosiasi perdagangan serta mendorong tingkat bunga rendah.

Baca Juga: Serangkaian cuitan kemarahan Trump soal penguatan dollar kepada The Fed

Ya, suku bunga yang rendah memang menjadi incaran Trump mendekati pemilu. Menurutnya, suku bunga rendah dapat mendorong kegiatan ekonomi dengan mendorong tingkat pinjaman, belanja dan investasi masyarakat maupun korporasi. 

Hanya saja, cara itu bisa menyebabkan ekses keuangan seperti yang terjadi pada awal 2000-an di pasar hipotek AS dan inflasi.

Jerome Powell, orang yang ditunjuk sendiri oleh Trump di sisi lain terus menegaskan bahwa tidak akan mempertimbangkan prospek pemilihan Trump dalam menetapkan kebijakan. The Fed pun sebenarnya telah melakukan beberapa manuver untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan. 

Pun, Jerome sepakat dengan Trump bahwa tingkat suku bunga saat ini terlalu tinggi untuk ekonomi AS.

Hal ini dibuktikan dengan paket pemotongan pajak senilai US$ 1,5 triliun hingga akhir 2017. Namun, pengeluaran pemerintah relatif lebih tinggi di tahun 2018 sehingga efeknya tidak terlalu terasa.

Baca Juga: Donald Trump sentil The Fed: Suku bunga harus dipangkas lebih besar

The Fed juga sudah menunda rencananya untuk meningkatkan suku bunga tahun ini. Keputusan ini muncul setelah kenaikan sebanyak empat kali pada tahun 2018. 

Pada rapat kebijakan terbaru, komite penetapan suku bunga Fed memutuskan untuk melangkah lebih maju dengan memotong patokan suku bunga pinjaman bank sentral. Langkah ini, bisa dibilang merupakan respons terhadap Trump secara tidak langsung.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×