Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pasar saham Asia menguat pada Rabu (13/8/2025) setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada September, sehingga meningkatkan selera risiko investor.
Sementara itu, baht dan bursa saham Thailand bergerak tipis setelah bank sentral negara tersebut memangkas suku bunga seperti yang diperkirakan.
Baca Juga: Terpangkas 74%, Rugi Bersih GOTO Tersisa Rp 742 Miliar pada Semester I-2025
Bank of Thailand (BoT) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,75%, atau pemangkasan keempat dalam 10 bulan terakhir, untuk mendukung perekonomian yang lesu akibat inflasi negatif dan tekanan tarif AS.
“Pemangkasan suku bunga BoT memperlebar selisih suku bunga kebijakan dengan AS, yang dapat menahan laju penguatan baht,” ujar Lloyd Chan, FX Strategist MUFG.
“Dengan pertumbuhan kredit yang lesu di Thailand, ditambah hambatan perdagangan dari tarif AS, kami memperkirakan BoT akan kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada kuartal IV.”
Baht dan indeks saham Thailand nyaris tidak bergerak setelah keputusan tersebut. Pasar keuangan Thailand sebelumnya tutup selama dua hari libur nasional.
Di kawasan lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hingga 1,4% dan menyentuh level tertinggi sejak pertengahan September 2024.
Baca Juga: Melesat Ratusan Persen, Saham Grup Lippo Ini Masuk Radar UMA BEI
Bursa Kuala Lumpur naik 1,5%, Singapura menguat 1%, dan Taipei menguat 0,9%. Indeks MSCI untuk saham pasar berkembang Asia naik 0,3%.
Data AS yang dirilis Selasa menunjukkan inflasi konsumen naik secara moderat pada Juli, sesuai dengan perkiraan.
Indeks utama Wall Street ditutup di rekor tertinggi karena data tersebut mengindikasikan bahwa tarif besar-besaran yang diberlakukan Presiden Donald Trump sejauh ini belum banyak mempengaruhi harga barang.
“Jelas bahwa hampir setiap kabar positif mendorong investor menaruh dana ke pasar, terutama saham teknologi, meskipun valuasinya sudah tinggi,” kata Paco Chow, Dealing Manager di platform perdagangan Moomoo.
“Investor saat ini mengandalkan peluang 95% pemangkasan suku bunga The Fed dalam lima minggu mendatang, sambil merasa nyaman karena inflasi hanya merangkak naik, bukan melonjak liar.”
Baca Juga: Simak Rincian Agenda RUPO dan RUPSU Wijaya Karya (WIKA) di Akhir Agustus 2025
Keyakinan investor terhadap dolar AS juga tergerus setelah Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Trump sedang mempertimbangkan langkah hukum terhadap Ketua The Fed Jerome Powell terkait penanganan renovasi markas besar bank sentral tersebut.
Sebagian besar mata uang Asia menguat, dengan rupiah Indonesia dan ringgit Malaysia masing-masing naik 0,6% dan 0,4%, sementara won Korea Selatan menguat 0,4%.