kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.255   -50,00   -0,31%
  • IDX 7.891   99,59   1,28%
  • KOMPAS100 1.118   12,74   1,15%
  • LQ45 829   5,79   0,70%
  • ISSI 264   6,06   2,35%
  • IDX30 429   2,92   0,69%
  • IDXHIDIV20 491   3,81   0,78%
  • IDX80 124   1,09   0,89%
  • IDXV30 128   1,12   0,88%
  • IDXQ30 138   1,60   1,17%

Jepang Selidiki Dumping Baja Galvanis Celup Panas dari China dan Korea Selatan


Rabu, 13 Agustus 2025 / 10:32 WIB
Jepang Selidiki Dumping Baja Galvanis Celup Panas dari China dan Korea Selatan
ILUSTRASI. Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) mengumumkan, Rabu (13/8/2025) bahwa pihaknya memulai penyelidikan anti-dumping terhadap produk baja galvanis celup panas yang diimpor dari China dan Korea Selatan. REUTERS/Toru Hanai/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) mengumumkan, Rabu (13/8/2025) bahwa pihaknya memulai penyelidikan anti-dumping terhadap produk baja galvanis celup panas yang diimpor dari China dan Korea Selatan.

Langkah ini menindaklanjuti petisi yang diajukan pada 28 April oleh Nippon Steel, Kobe Steel, dan sejumlah produsen domestik lainnya.

Baca Juga: Malaysia Kenakan Bea Anti-Dumping Baja Lapis Timah dari China, India, Jepang, Korsel

Mereka mengklaim permintaan dalam negeri yang melemah serta peralihan ke produk impor yang lebih murah telah memaksa produsen menurunkan harga.

Baja galvanis celup panas umumnya digunakan di sektor konstruksi, terutama untuk logam yang terekspos langsung pada cuaca. METI menegaskan bahwa penyelidikan ini tidak mencakup Hong Kong dan Makau.

Pada Juli lalu, Jepang juga memulai penyelidikan terhadap impor lembaran dan gulungan baja tahan karat dingin berbasis nikel dari China dan Taiwan.

Menurut METI, penyelidikan yang dilakukan bersama Kementerian Keuangan ini ditargetkan selesai dalam satu tahun sebelum diputuskan apakah akan diberlakukan bea masuk anti-dumping.

“Penyelidikan ini dilakukan secara adil dan independen sesuai aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mengatasi praktik impor yang tidak adil,” ujar Ketua Federasi Besi dan Baja Jepang, Tadashi Imai, dalam pernyataan resmi.

Baca Juga: Kinerja Emiten Baja Semester I-2025: Mayoritas Pendapatan Turun, Ada yang Merugi

Imai, yang juga menjabat Presiden Nippon Steel, menambahkan industri baja Jepang akan terus memantau praktik impor yang tidak adil di luar produk yang tengah diselidiki dan akan berkonsultasi dengan pemerintah bila diperlukan langkah perdagangan tambahan.

Ia juga berulang kali mengingatkan bahwa tren proteksionisme global dapat membuat Jepang rentan terhadap banjir impor baja murah, yang pada akhirnya mengancam produksi domestik.

Selanjutnya: Kantongi 41% Target, PTPP Catat Nilai Kontrak Baru Rp 11,79 Triliun per Juli 2025

Menarik Dibaca: Mitra Grab Bisa Pinjam hingga Rp150 Juta, Begini Cara Pengajuan Pinjamannya




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×