Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Rakyat Korea Selatan mulai memberikan suara dalam pemilihan presiden mendadak pada Selasa (3/6), menutup babak gejolak politik selama enam bulan yang dipicu oleh deklarasi darurat militer oleh mantan Presiden Yoon Suk Yeol pada Desember lalu.
Pemilu ini menjadi ujian besar bagi demokrasi Korea Selatan, yang dikenal dinamis namun rawan krisis politik, sekaligus momentum pemulihan dari trauma percobaan kekuasaan otoriter.
"Ini bukan sekadar pemilu, ini adalah hari penghakiman atas siapa yang membiarkan demokrasi kita hampir dirampas," ujar kandidat unggulan Lee Jae-myung.
Baca Juga: Korea Selatan akan Menekan Efek Tarif 50% untuk Produk Baja
Tantangan ekonomi dan geopolitik
Presiden terpilih akan mewarisi negara yang terbelah secara sosial dan ekonomi, di tengah tekanan eksternal akibat kebijakan proteksionisme Amerika Serikat (AS), mitra dagang utama sekaligus sekutu pertahanan.
Ekonomi Korea Selatan yang sangat bergantung pada ekspor kini menghadapi ketidakpastian tinggi.
Antusiasme pemilih terpantau tinggi. Menurut Komisi Pemilihan Nasional, hingga pukul 07.00 waktu setempat, sebanyak 1,08 juta orang atau 2,4% dari 44,39 juta pemilih telah mencoblos di 14.295 TPS.
Baca Juga: Ekspor Korea Selatan Melorot pada Mei, Imbas Pengiriman ke AS dan China yang Menyusut
Dua kandidat utama, dua visi berbeda
Pemilu kali ini mempertemukan dua tokoh besar:
Lee Jae-myung, calon dari Partai Demokrat yang unggul dalam survei dengan 49% dukungan, menawarkan pendekatan inklusif berbasis keadilan sosial dan inovasi teknologi.
Kim Moon-soo, calon dari Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif, menjanjikan pelonggaran regulasi bagi dunia usaha dan pemangkasan konflik perburuhan. Kim sebelumnya menjabat Menteri Ketenagakerjaan di bawah pemerintahan Yoon.
Keduanya sama-sama mengakui bahwa model politik dan ekonomi saat ini sudah usang dan perlu reformasi mendalam. Namun, warisan kontroversial Yoon terus membayangi.
Kim dituding tidak cukup keras menolak percobaan darurat militer Yoon pada 3 Desember lalu, sementara Lee menyebut partai Kim sebagai "pendukung diam-diam" dari kudeta sipil.
Di sisi lain, Kim balik menyebut Lee sebagai “diktator dalam balutan demokrasi,” menuduhnya akan merevisi undang-undang sesuka hati jika berkuasa bersama Partai Demokrat.
Baca Juga: Sinopsis Drakor Our Unwritten Seoul dan Link Nonton, Ini Peran Ganda Park Bo Young
Hasil quick count ditunggu malam ini
Hasil hitung cepat dari tiga jaringan televisi besar akan dirilis begitu TPS ditutup pukul 20.00 waktu setempat. Proses penghitungan suara akan menggunakan mesin dan diverifikasi manual oleh petugas.
Tidak diketahui kapan hasil resmi akan diumumkan, namun Komisi Pemilu dijadwalkan mengesahkan hasil pada Rabu (4/6).
Pelantikan presiden terpilih akan berlangsung segera setelah itu, mengingat tidak adanya masa transisi karena jabatan presiden kosong sejak Yoon dipecat secara resmi oleh Mahkamah Konstitusi pada 4 April lalu.