Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kementerian Perindustrian Korea Selatan menyatakan, Korea Selatan akan menanggapi tarif 50% yang akan diberlakukan AS untuk produk baja sebagai bagian dari negosiasi dagang dengan Washington.
Mengutip Reuters, Senin (2/6), Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Jumat (30/5) lalu bahwa ia berencana untuk mengerek tarif impor baja dan aluminium menjadi 50% dari 25%, meningkatkan tekanan pada produsen baja global dan memperdalam perang dagangnya.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Perindustrian Korea Selatan mengungkapkan pihaknya mengadakan pertemuan darurat dengan pejabat dari produsen baja utama negara itu, termasuk POSCO dan Hyundai Steel.
Baca Juga: Trump Naikkan Tarif Impor Baja Jadi 50%, Negara Lain Kecam Kebijakan Ini
Saham produsen baja Korea Selatan merosot pada hari Senin, dengan saham POSCO dan Hyundai Steel turun 3% dan SeAH Steel Corp turun 6,3% dalam perdagangan pagi.
Korea Selatan adalah eksportir baja terbesar urutan keempat ke Amerika Serikat, di bawah Kanada, Meksiko, dan Brasil tahun lalu, menurut data American Iron and Steel Institute.
Korea Selatan telah menyerukan pembebasan tarif untuk baja, mobil, dan barang-barang lainnya, selama perundingan dengan Amerika Serikat.
Pada akhir April, Seoul setuju untuk menyusun paket perdagangan pada akhir jeda 90 hari pada tarif timbal balik Trump pada bulan Juli, tetapi sulit bagi negosiator untuk membuat keputusan besar karena kekosongan kepemimpinan politik.
Baca Juga: Trump akan Menaikkan Tarif Impor Baja dan Aluminium jadi 50%, Perang Dagang Memanas
Pada akhir Maret, Hyundai Steel mengumumkan rencana untuk membangun pabrik senilai US$ 5,8 miliar di Louisiana sebagai tanggapan terhadap tarif AS, tetapi pabrik tersebut tidak akan dibuka hingga tahun 2029.
Pada bulan April, pesaing Hyundai Steel yang lebih besar, POSCO, menandatangani kesepakatan awal untuk melakukan investasi ekuitas dalam proyek pabrik tersebut.