Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Kegagalan dramatis produsen bir Budweiser APAC menggelar IPO senilai $ 9,8 miliar di Hong Kong membuat para investor kehilangan uangnya. Bahkan, kondisi itu membuat broker lokal memasang iklan satu halaman penuh memprotes kejadian tersebut.
Bright Smart Securities & Commodities Group Ltd (1428.HK) mendesak operator bursa Bursa Hong Kong dan Kliring Ltd (HKEX) (0388.HK) dan regulator Securities and Futures Commission (SFC) untuk mereformasi proses pencatatan IPO di negara itu.
Investor ritel menyumbang 23% dari perdagangan di Hong Kong tahun lalu, jauh lebih tinggi daripada di pasar utama lainnya seperti New York atau London. Mereka juga merupakan peserta aktif di pasar penawaran umum perdana (IPO) kota.
Mereka biasanya meminjam dari broker mereka untuk berlangganan IPO, menggunakan saham yang mereka harapkan diperoleh sebagai jaminan.
Kamis lalu, investor menunggu harga saham Budweiser APAC yang digadang akan menjadi IPO terbesar di dunia tahun ini. Namun, induk usaha Anheuser Busch InBev NV (ABI.BR) membatalkan rencana IPO secara mendadak. Akibatnya, investor ritel harus membayar bunga atas uang yang mereka pinjam untuk berlangganan IPO.
Membatalkan IPO "membuat investor membayar bunga tanpa alasan," kata Bright Smart Securities dalam iklannya. "Jika perusahaan lain menyimpan IPO-nya, perusahaan itu harus mengompensasi bunga yang dibayarkan kepada investor untuk memastikan keadilan."
HKEX dan SFC menolak berkomentar. Seorang juru bicara Budweiser APAC mengatakan langganan untuk IPO dilakukan sesuai dengan praktik pasar lokal. Broker lokal adalah kekuatan yang signifikan di Hong Kong karena tingginya tingkat perdagangan ritel.