Reporter: Anisah Novitarani | Editor: Tri Adi
Tidak ada kata lelah bagi Sam Goi Seng Hui. Setelah sukses membangun Tee Yih Jia Food menjadi perusahaan food and beverage (F&B) serta produsen kulit lumpia terbesar di dunia, Goi melanjutkan ekspansinya ke bisnis properti dan kesehatan. Banyak perusahaan properti dan aset yang dia akuisisi. Di Malaysia, Goi sukses mencaplok Sutera Harbour Resort lewat GSH Corp Ltd. Goi sendiri mencaplok GSH pada sekitar akhir tahun 2007. Hingga kini, GSH terus berkembang.
Sukses mengembangkan Tee Yih Jia Food, dalam perjalanan bisnisnya Sam Goi Seng Hui begitu aktif melancarkan sejumlah akuisisi. Semua itu berdampak pada jumlah kekayaannya yang kian berlipat.
Goi mendiversifikasi bisnis lewat pembelian saham perusahaan penyedia database Yellow Pages Global, pemasok jamur Yamada Green Resources dan pembuat bahan coklat JB Foods. Dia pun mendirikan Junhe Real Estate Group, pengembang properti Yangzhou.
Bisnis properti Goi kian berkembang. Pada Januari 2014 Goi mencaplok 77,5% saham Sutera Harbour Resort lewat GSH Corp Ltd. Pada bisnis properti, Goi memang mulai berinvestasi secara masif dalam beberapa tahun terakhir, terutama melalui pembebasan lahan di China.
Goi sendiri menjadi pemilik GSH pada sekitar tahun 2007. Goi mendapat dana pinjaman sebesar US$ 14 juta, yang dipakai untuk merestrukturisasi GSH. Pada tahun 2014, Goi merombak ulang eksekutif dijajaran GSH, setelah sebelumnya menjual investasi properti di Yangzhou Junhe Real Estate Group. Goi mengaku akan fokus membenahi GSH.
Melalui Ocean View Point dan Ocean View Ventures yang sepenuhnya dimiliki olehnya, Goi melancarkan aksi akuisisi atas dua bidang tanah yang terpisah seluas hampir 10 hektare di dalam kawasan Sutera Harbour untuk dibangun dua kondominium mewah yakni The Point Sutera dan The Vista Sutera.
Sementara di Kuala Lumpur, Malaysia, GSH juga telah mengakuisisi sebuah area seluas 5.500 m². Pada area di kawasan sepanjang Jalan Kia Peng tersebut, Goi berencana mengembangkan kondominium mewah, dengan tinggi antara 40 lantai hingga 50 lantai. Bangunan ini akan menyajikan pemandangan pada menara kembar Malaysia.
Investasi Goi di Malaysia tidak hanya ini saja. Masih ada lahan seluas 28.000 m² di kawasan Tun Razak yang kini sedang dalam proses negosiasi.
Adapun di Singapura, GSH telah memiliki 51% saham gedung perkantoran berkelas 28 lantai di Raffles Place senilai $ 550 juta.
Namun asal tahu saja, Tee Yih Jia yang menjadi bisnis makanan tradisional beku dan produsen kulit lumpia basah terbesar dunia, tetaplah menjadi mesin uang utama Goi. Forbes hingga kini mencatat total kekayaan Goi sebesar US$ 2,2 miliar.
Goi sekarang bersiap untuk mengonsolidasikan bisnisnya dan melakukan konsolidasi terhadap tiga pilar bisnisnya, yakni food and baverage (F&B), kesehatan, serta properti.
Menurut Goi, populasi masyarakat dunia yang terus bertumbuh, orang sekarang akan makin peduli terhadap asupan yang sehat. Produk pertanian yang dikembangkan dan diolah dengan cara yang modern akan terus memberikan kontribusi yang menarik bagi perusahaanya. Goi tetap berkeyakinan, pada saatnya nanti industri pertanian akan mampu menghasilkan uang dengan cara yang mudah.
Goi melihat potensi pada pertanian namun dengan sejumlah revolusi pada bagian produksinya. Menurut Goi, jika tidak direvolusi, maka yang terjadi kelak hanya berupa kerusakan lingkungan serta sistem tubuh. Goi sendiri berprinsip "kesehatan Anda adalah hidup saya".
Goi selalu mengatakan bahwa kesehatan diibaratkan sebagai angka "satu" dan jumlah dollar yang dihasilkan sebagai angka "nol". Seseorang mampu mengumpulkan US$ 10 miliar, itu karena dia sehat atau ada angka satu di depan angka nol yang berjumlah 10. Tanpa kesehatan, 10 angka nol itu pun menjadi tidak berarti apa-apa. Itulah sebabnya, Goi peduli di bisnis kesehatan yang dinilainya bisa membantu masyarakat. n
(Bersambung)
Berita Terkait
