Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
NEW YORK. Sejumlah peneliti telah menemukan sekelompok peretas yang menyediakan jasa retas canggih dan bisa beroperasi di luar China. Demikian informasi yang berhasil dikumpulkan perusahaan keamanan komputer AS Selasa, (17/9).
Symantec Corp mengatakan, salah satu kelompok peretas tersebut memiliki julukan "Hidden Lynx," yang merupakan salah satu kelompok paling maju secara teknis dan bisa menjalankan operasi spionase cyber di luar China .
Tidak seperti laporan sebelumnya, Symantec tidak menuduh pemerintah China terlibat dalam serangan cyber tersebut. Laporan Symantec setebal 28 halaman tersebut dijelaskan, Lynx menjadi peretas profesional yang dikelola oleh 50 sampai 100 orang dengan beragam keterampilan yang dibutuhkan untuk menembus jaringan dan mencuri informasi, termasuk rahasia perusahaan yang berharga .
Perusahaan mengatakan, hasil penelitian yang dilakukan tersembunyi itu mungkin terlibat melakukan serangan tahun 2009 lalu, dimana banyak perusahaan AS menjadi korbannya. Serangan hacker yang disebut dengan Operasi Aurora tersebut, para peretas menyerang Google Inc, Adobe Systems Inc dan puluhan perusahaan lain.
Namun, peneliti dari Symantec mengaku tidak bisa menentukan siapa individu-individu yang ada di belakang kelompok Lynx, apakah ada kaitannya dengan pemerintah China. " Apakah mereka resmi unit militer atau kontraktor pertahanan , belum diketahui," jelas peneliti..
Sebuah studi terpisah yang dirilis pada bulan Februari lalu mengatakan, unit rahasia militer China terlibat dalam spionase cyber perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Namun, Beijing tegas membantah tuduhan dokumen tersebut.
Sementara itu, peneliti dari Symantec yakin, Hidden Lynx yang memiiki markas di China, karena banyak infrastruktur yang digunakan untuk menyerang adalah perangkat lunak milik China dengan dengan kode China.
Laporan Symantec juga menggambarkan, kelompok peretas itu sangat efisien dan sangat halus dalam menyerang atau memata-matai pelaku industri . Hal itulah yang membuat Symantec curiga, mereka adalah peretas yang disewa.
Foto. Shutterstock