Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Bloomberg News melaporkan pada hari Selasa (5/11/2024), sebuah kelompok peretas yang disponsori negara China telah membobol Singapore Telecommunications (SingTel) pada bulan Juni.
Disebutkan, aksi pembobolan tersebut merupakan bagian dari kampanye global yang menargetkan perusahaan telekomunikasi dan operator infrastruktur penting.
Mengutip Reuters yang melansir Bloomberg, para penyelidik yakin bahwa pelanggaran tersebut dilakukan oleh kelompok peretas yang dijuluki Volt Typhoon. Bloomberg mengutip dua orang sumber yang mengetahui secara detil masalah tersebut.
"Ada malware yang terdeteksi pada bulan Juni, yang kemudian ditangani dan dilaporkan ke otoritas terkait. Tidak ada data yang dicuri dan tidak ada dampak pada layanan," kata juru bicara SingTel kepada Reuters melalui email.
Namun, juru bicara tersebut menambahkan bahwa mereka tidak dapat memastikan apakah itu adalah peristiwa yang sama yang dirujuk oleh laporan Bloomberg, dengan mengatakan, "Kami tidak mengomentari spekulasi."
Baca Juga: Hacker Kembalikan Dana US$19,3 Juta ke Wallet Pemerintah AS yang Diretasnya
Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui secara spesifik insiden tersebut.
"China dengan tegas menentang dan memerangi serangan siber dan pencurian siber dalam segala bentuk," kata Pengyu.
Volt Typhoon telah menyusup ke sektor infrastruktur penting AS, termasuk telekomunikasi dan energi, meskipun China mengatakan badan keamanan sibernya telah menerbitkan bukti yang menunjukkan bahwa kelompok itu didalangi oleh organisasi ransomware internasional.
Bloomberg melaporkan bahwa peretasan SingTel diyakini sebagai uji coba yang dilakukan China untuk serangan siber di masa mendatang terhadap perusahaan telekomunikasi AS.
Baca Juga: Saat Coretax Beroperasi, Pengamat Ingatkan Soal Keamanan Data Wajib Pajak
Informasi yang diperoleh dari insiden tersebut telah memberikan wawasan tentang berbagai dugaan serangan siber China yang menargetkan infrastruktur penting di luar negeri, kata laporan itu, mengutip sumbernya.
Tonton: Ini Tuntutan China kepada Uni Eropa