kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Kelompok Quad Bakal Luncurkan Sistem Pelacakan Illegal Fishing oleh China


Minggu, 22 Mei 2022 / 08:50 WIB
Kelompok Quad Bakal Luncurkan Sistem Pelacakan Illegal Fishing oleh China


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS), Jepang, Australia, dan India berniat menggelar inisiatif maritim pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Quad yang digelar di Tokyo, Jepang.

Financial Times yang mengutip seorang pejabat pemerintahan AS mengatakan, inisiatif maritim tersebut dilakukan untuk mengekang penangkapan ikan ilegal di Indo-Pasifik.

Minggu (22/5), Reuters mengutip laporan tersebut mengatakan bahwa inisiatif maritim akan menggunakan teknologi satelit guna membuat sistem pelacakan penangkapan ikan ilegal dari Samudra Hindia ke Pasifik Selatan dengan menghubungkan pusat pengawasan di Singapura dan India.

Presiden AS Joe Biden mengunjungi Jepang untuk menghadiri pertemuan kelompok Quad, yang terdiri dari Australia, India, Jepang dan AS di Tokyo. Kelompok ini telah meningkatkan kerja sama dalam menghadapi ketegasan China yang semakin meningkat.

Baca Juga: IMF Meminta Negara-Negara Asia Mewaspadai Spillover Risk

Menurut laporan Financial Times, inisiatif maritim akan memungkinkan negara-negara ini untuk memantau penangkapan ikan ilegal bahkan ketika kapal telah mematikan transponder yang biasanya digunakan untuk melacak kapal.

Sebelumnya, Koordinator AS-Indo Pasifik Kurt Campbell telah mengatakan bahwa Negeri Paman Sam akan segera mengumumkan rencana untuk memerangi penangkapan ikan ilegal di AS.

Beberapa negara di kawasan Indo-Pasifik kesal dengan armada penangkapan ikan China yang besar. Mereka mengatakan kapal asal China sering melanggar zona ekonomi eksklusif dan menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerugian ekonomi.




TERBARU

[X]
×