kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.835   -95,00   -0,60%
  • IDX 7.462   -30,39   -0,41%
  • KOMPAS100 1.155   -4,60   -0,40%
  • LQ45 914   -6,43   -0,70%
  • ISSI 227   0,61   0,27%
  • IDX30 470   -4,56   -0,96%
  • IDXHIDIV20 567   -5,69   -0,99%
  • IDX80 132   -0,48   -0,36%
  • IDXV30 141   0,34   0,24%
  • IDXQ30 157   -1,24   -0,78%

Keluarga Hongkong serbu produk susu formula impor dari Jepang


Rabu, 16 Maret 2011 / 16:08 WIB
Keluarga Hongkong serbu produk susu formula impor dari Jepang
ILUSTRASI. penjualan minuman keras, miras, minuman beralkohol, minol, di restoran/kafe di Jakarta Selatan, Minggu (9/8). KONTAN/Daniel Prabowo/09/08/2015


Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

HONGKONG. Keluarga yang memiliki bayi dan anak-anak di Hongkong saat ini tengah cemas. Pasalnya, gempa dan tsunami yang melanda Jepang mengancam suplai susu untuk bayi dan anak-anak dari Jepang ke negara itu.

Tak ayal, banyak keluarga Hongkong yang memburu susu bayi formula untuk persediaan selama sebulan. Dilaporkan, susu yang paling banyak diburu adalah susu formula merek Megmilk Snow Brand Co. Megmilk merupakan produsen susu ketiga terbesar di Jepang.

Menurut manajemen Megmilk, sejak terjadinya musibah gempa dan tsunami, pihaknya berhasil menjual sekitar 60.000 kaleng susu di Hongkong. "Dari laporan sejumlah toko yang menawarkan produk kami, tingkat penjualan pasca gempa mengalami peningkatan dua hingga tiga kali lipat hanya dalam kurun waktu seminggu," jelas Virginia Mo, assistant manager Megmilk di Hongkong.

Dia menambahkan, produk susu yang ada di rak-rak toko habis diserbu pembeli. "Masyarakat membeli dengan gila-gilaan," jelasnya.

Kejadian itu rupanya tidak hanya terjadi di Hongkong saja. Di kawasan Asia, tidak hanya memborong persediaan yang ada, beberapa negara mulai mencari alternatif pengganti Jepang dalam mengimpor bahan makanan.

Sementara itu, pemerintah di Korea Selatan, Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina juga mengambil langkah penting terkait bahan makanan impor dari Jepang. Bahan makanan mulai dari sayur, buah, daging, dan seafood diperiksa dengan teliti untuk diketahui apakah mengandung zat radioaktif nuklir.

"Jika memang ada indikasi bahan pangan dari Jepang terkontaminasi zat radioaktif, kami akan menunda impor barang dari Jepang," jelas Pipat ingseree, secretary general of Thailand's Food and Drug Administration.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×