kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   65,00   0,42%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Kematian Akibat Suhu Panas di Eropa dapat Meningkat Tiga Kali Lipat Akhir Abad Ini


Kamis, 22 Agustus 2024 / 12:04 WIB
Kematian Akibat Suhu Panas di Eropa dapat Meningkat Tiga Kali Lipat Akhir Abad Ini
ILUSTRASI. Kematian akibat panas di Eropa dapat meningkat hingga tiga kali lipat menjelang akhir abad ini. REUTERS/Guglielmo Mangiapane


Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Studi terbaru menunjukkan bahwa kematian akibat panas di Eropa dapat meningkat hingga tiga kali lipat pada akhir abad ini, dengan lonjakan angka kematian yang tidak proporsional terjadi di negara-negara Eropa Selatan seperti Italia, Yunani, dan Spanyol.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa meskipun suhu dingin saat ini menyebabkan lebih banyak kematian dibandingkan suhu panas di Eropa, perubahan iklim berpotensi memicu dampak yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Kenaikan Kematian Akibat Panas

Laporan yang diterbitkan di Lancet Public Health mengindikasikan bahwa jika pemanasan global mencapai level yang katastrofis, yaitu 3°C atau 4°C di atas level pra-industri, jumlah kematian akibat panas akan meningkat jauh melebihi penurunan kematian akibat dingin.

Data menunjukkan bahwa saat ini, kematian akibat panas di Eropa mencapai sekitar 44.000 orang per tahun. Namun, jika suhu global naik sebesar 3°C, jumlah kematian akibat panas dapat melonjak menjadi 129.000 orang per tahun.

Baca Juga: Kapal Pesiar Mewah Terbalik di Terjang Badai Aneh, Diduga Karena Pemanasan Global

Penelitian ini menyoroti bahwa meskipun kematian akibat dingin berkurang sedikit seiring waktu, kematian akibat panas diperkirakan akan meningkat secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat menghadapi "tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya" bagi sistem kesehatan masyarakat, terutama selama gelombang panas.

Dampak Perubahan Iklim di Eropa Selatan

Di Eropa Selatan, negara-negara seperti Spanyol, Italia, dan Yunani akan menghadapi beban kematian akibat panas yang lebih berat dibandingkan dengan bagian lain Eropa. Analisis dari 854 kota menunjukkan bahwa semua bagian Eropa akan mengalami peningkatan kematian akibat suhu panas.

Namun, dampaknya akan sangat terasa di wilayah selatan, dengan proyeksi kenaikan kematian sebesar 13,5% jika suhu global meningkat sebesar 3°C. Hal ini dapat menyebabkan tambahan sekitar 55.000 kematian, sebagian besar di antaranya adalah individu berusia lebih dari 85 tahun.

Baca Juga: Musim Kemarau Tahun 2024 Ini Berbeda, Ini Penjelasan BMKG

Konsekuensi Terhadap Kesehatan Publik dan Infrastruktur

Kenaikan kematian akibat panas bukanlah gambaran penuh dari dampak perubahan iklim. Penelitian menunjukkan bahwa suhu ekstrem dapat mempengaruhi kesehatan secara langsung dan tidak langsung.

Kenaikan suhu dapat berhubungan dengan risiko keguguran, masalah kesehatan mental, serta dampak tidak langsung seperti kegagalan panen, kebakaran hutan, kerusakan infrastruktur kritis, dan dampak ekonomi yang luas.

Elisa Gallo, seorang epidemiolog lingkungan di ISGlobal, menekankan pentingnya adaptasi terhadap kenaikan suhu. "Penelitian ini menunjukkan bahwa adaptasi terhadap suhu panas yang meningkat semakin penting," katanya.

Pemerintah diharapkan untuk mempertimbangkan kebijakan yang dapat mengurangi jumlah kematian, seperti investasi dalam fasilitas kesehatan, pembuatan rencana aksi, dan isolasi bangunan.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×