Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - KIEV. Presiden Ukraina Vlodomyr Zelensky, pada hari Rabu (29/6) mengingatkan kepada para pemimpin NATO bahwa ambisi Rusia tidak akan berhenti di Ukraina. Atas dasar itu, Zelensky kembali menuntut pengiriman bantuan militer agar Rusia bisa dihentikan.
Di hadapan para pemimpin NATO, Zelensky mengatakan Ukraina membutuhkan rudal modern dan sistem pertahanan udara untuk melawan artileri Rusia. Zelensky juga mengakui negaranya membutuhkan biaya bulanan sekitar US$5 miliar untuk melawan invasi Rusia.
"Dengan memberikannya kepada kami, Anda dapat sepenuhnya mematahkan taktik Rusia untuk menghancurkan kota dan meneror warga sipil," kata Zelensky, seperti dikutip Reuters.
Menurut Zelensky, sangat penting bagi NATO untuk memberi dukungan kepada Ukraina, baik dalam bentuk senjata, keuangan, maupun sanksi kepada Rusia yang bisa mengurangi kemampuan Rusia untuk membiayai perang.
Baca Juga: Terus Diserang Rusia, Zelensky Tekan G7 Kirim Banyak Senjata
Saat ini NATO sedang mengadaptasi strategi baru yang berdurasi 10 tahun, yang diharapkan bisa memberikan keamanan bagi masyarakat negara anggotanya.
Di tengah upaya itu, Zelensky meminta NATO juga melihat kesulitan yang dihadapi Ukraina saat ini sambil terus mendesak bantuan.
"Ukraina menderita serangan rudal jelajah, penyiksaan, pembunuhan anak-anak, pemerkosaan wanita. Dukungan keuangan untuk Ukraina sekarang tidak kalah pentingnya dengan bantuan senjata," kata sang presiden.
Rusia Berusaha Menyusun Tatatan Dunia di Masa Depan
Pada KTT NATO di Madrid hari Rabu, Zelensky juga mengingatkan bahwa ambisi Rusia tidak hanya terbatas di Ukraina. Di masa depan nanti, Ia melihat Rusia akan berusaha mengatur tatanan dunia.
Baca Juga: NATO Secara Dramatis Tingkatkan Pasukan Siaga Tinggi di Tengah Ancaman Rusia
"Ini bukan perang yang dilancarkan oleh Rusia hanya melawan Ukraina. Ini adalah perang untuk hak untuk mendikte kondisi di Eropa, dan untuk tatanan dunia di masa depan," kata Zelensky.
Zelensky memprediksi Rusia tidak akan menghentikan upayanya untuk mengambil wilayah Ukraina selatan atau wilayah Donbas di Ukraina timur. Dua wilayah itu saat ini sedang merasakan pertempuran terberat.
"Rusia ingin menyerap kota demi kota di Eropa, yang oleh kepemimpinan Rusia dianggap miliknya dan bukan negara merdeka. Ini adalah tujuan nyata Rusia. Pertanyaannya adalah, siapa yang berikutnya? Moldova? Negara Baltik? Polandia? Jawabannya adalah semuanya," lanjut Zelensky.
Baca Juga: Bertemu Zelenskyy, Jokowi Tawarkan Diri Bawa Pesan dari Ukraina untuk Presiden Putin
Sampai saat ini Rusia masih menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" dengan tujuan untuk melucuti senjata Ukraina. Secara khusus, Rusia juga mengklaim hendak menghapus paham anti-Rusia yang dianggap akan mengancam penduduk wilayah Donbas yang didominasi penduduk berbahasa Rusia.
Di saat yang sama, Ukraina dan para sekutunya di Barat mengatakan Rusia melancarkan perang dan agresi yang tidak beralasan.