Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
TOKYO. Ekonomi Jepang menunjukkan perbaikan. Ancaman stagnasi ekonomi mulai menurun. Sebagai bukti, ekspor Jepang meningkat di sepanjang bulan Juli. Rincinya, ekspor Jepang sukses mendaki 12,2% jika dibandingkan Juli tahun lalu. Ini adalah kenaikan ekspor tertinggi sejak Desember 2010 lalu.
Tetapi, pencapaian ini masih sedikit di bawah estimasi analis yang memperkirakan ekspor tumbuh 13,1%. Mengutip data Kementerian Keuangan Jepang yang dirilis Senin (19/8), pemicu kenaikan eskpor yakni pelemahan nilai tukar mata uang Yen. Faktor lain yakni permintaan ekspor mobil dan elektronik dari kawasan Amerika Serikat (AS), Eropa dan Asia. Sebagai contoh, ekspor ke AS meningkat 18,4%.
Meski kinerja ekspor membaik, namun neraca perdagangan Jepang masih menderita defisit. Di akhir Juli, Jepang mencatatkan defisit ¥ 1,02 triliun atau sekitar US$ 10,5 miliar. Penyebab defisit yakni membengkaknya harga minyak mentah. Alhasil, beban impor menjadi lebih besar.
Kenaikan impor minyak ini juga menjadi sinyal negatif bagi kinerja korporasi Jepang. Laba perusahaan dapat tergerus seiring dengan meningkatnya beban energi. Kondisi ini juga sebagai imbas dari tenaga nuklir yang tidak beroperasi sejak Maret 2011 lalu. Impor Jepang meningkat 19,6% di Juli.
Angka ini merupakan kenaikan tertinggi selama tiga tahun terakhir. Analis menilai, pencapaian ekspor di Juli mengonfirmasi bahwa Jepang mulai memasuki fase pemulihan yang stabil.. "Tren perbaikan ekspor akan terus berlanjut di masa mendatang sebagai imbas dari kebijakan pelemahan Yen," ujar Yoshiki Shinke, Kepala Ekonom Dai-ichi Life Research Institute di Tokyo, seperti dikutip Reuters, Senin (19/8).
Hiroaki Muto, Senior Ekonom Sumitomo Mitsui Asset Management di Tokyo berpendapat sama. Menurut dia, pertumbuhan ekspor bakal terus berlanjut. Sebabnya, pemulihan ekspor mulai terjadi di sektor andalan Jepang yakni otomotif dan elektronik.
Catatan saja, mata uang Yen telah melemah sebesar 20% sejak November 2012. "Jepang akan membukukan surplus pada April 2015," ujar Shinke.Selain ekspor, indeks harga konsumen Jepang juga mendaki di Juni. Ini adalah kenaikan pertama kali dalam tempo setahun terakhir.