Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Hendra Gunawan
SINGAPURA. Keppel Corporation, perusahaan konstruksi unit pengeboran migas atau rig lepas pantai (off shore) terbesar di dunia, berencana membeli kembali saham pada anak usaha properti miliknya, Keppel Land Ltd. Untuk merealisasikan rencana tersebut, Keppel berani memberikan tawaran sebesar S$ 3,23 miliar atau setara US$ 2,4 miliar kepada pemegang saham Keppel Land.
Hal tersebut diungkapkan manajemen Keppel dalam keterbukaan informasi kepada otoritas bursa efek Singapura, Jumat (23/1). Manajemen Keppel menyatakan bahwa harga penawaran yang mereka ajukan sebesar S$ 4,60 per saham masih lebih tinggi 26% dari harga penutupan saham Keppel Land pada hari Selasa (20/1), yang bernilai S$ 3,65 per saham.
Karena rencana aksi pembelian kembali saham (buy back) itu, otoritas bursa Singapura sudah mensuspensi perdagangan saham Keppel Land pada Rabu (21/1). Seperti diwartakan channelnewsasia, Jumat (23/1), saat ini Keppel menguasai 54,6% saham Keppel Land.
Berdasarkan hitungan Keppel Corporation, total valuasi Keppel Land saat ini berada di kisaran S$ 6,8 miliar hingga S$ 7,1 miliar.
Manajemen Keppel menganggap, harga penawaran yang diajukannya sudah cukup adil dan menarik bagi investor publik yang kini memiliki saham Keppel Land. "Kami percaya, apa yang telah kami tawarkan cukup menarik saat kondisi pasar properti sedang tertekan," tutur Chan hon Chew, Direktur Keuangan Keppel Corporation.
Keppel akan mendanai aksi buyback saham ini dari kas internal dan pinjaman. Manajemen Keppel berkeyakinan, pasar properti di Asia dalam jangka panjang masih sangat menarik.
Menanggapi aksi Keppel, Liu Jinshu, Kepala Riset Voyage Research menyatakan, keputusan Keppel sudah cukup tepat lantaran penurunan harga minyak dunia telah menyebabkan margin bisnis pembangunan infrastruktur eskplorasi minyak dan gas (migas) Keppel Corp. tertekan. "Kami menilai Keppel Corp ingin melepas ketergantungannya dari bisnis migas," ujar Liu.