Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - PARIS. Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) tengah mempertimbangkan rencana ekspansi jumlah peserta Piala Dunia 2030 menjadi 64 tim sebagai perayaan seabad turnamen sepak bola paling bergengsi di dunia.
Wacana ini mencuat dalam rapat Dewan FIFA pada Rabu lalu dan telah menarik perhatian berbagai pihak.
Dampak Ekspansi terhadap Format Turnamen
Piala Dunia 2030 sudah dipastikan akan menjadi ajang yang unik karena untuk pertama kalinya akan digelar di tiga benua berbeda, yaitu Amerika Selatan, Afrika, dan Eropa. Dengan rencana ekspansi ini, kompleksitas penyelenggaraan turnamen semakin meningkat.
Baca Juga: UEFA: Chelsea Jadi Skuat Termahal di Eropa pada 2024
Ekspansi jumlah peserta menjadi 64 tim berpotensi mengubah sistem kualifikasi di berbagai konfederasi. Saat ini, dengan format 48 tim untuk Piala Dunia 2026, kualifikasi sudah mengalami perubahan signifikan. Jika jumlah peserta bertambah, beberapa kompetisi kualifikasi regional bisa kehilangan maknanya karena semakin banyak negara yang lolos otomatis.
Dari segi durasi, turnamen dengan 32 tim saat ini sudah berlangsung sekitar satu bulan. Jika jumlah peserta bertambah menjadi 64 tim, turnamen diperkirakan bisa berjalan lebih lama, yang berimbas pada jadwal liga domestik dan kebugaran pemain.
Faktor Finansial dan Politik di Balik Ekspansi
Sebagai turnamen olahraga paling menguntungkan dan paling banyak ditonton di dunia, Piala Dunia menjadi sumber pendapatan utama FIFA. Dengan menambah jumlah peserta, FIFA berpotensi meningkatkan pendapatan dari hak siar, sponsor, serta pemasukan dari tiket dan merchandise.
Selain itu, faktor politik juga tidak bisa diabaikan. Presiden FIFA, Gianni Infantino, telah berulang kali mengambil langkah-langkah yang memperkuat pengaruhnya dalam organisasi dan di dunia sepak bola secara umum.
Keputusan untuk mengubah format Piala Dunia—baik dalam jumlah peserta maupun frekuensi penyelenggaraan—bukan pertama kali terjadi di bawah kepemimpinannya.
Kontroversi dan Kritik terhadap FIFA
Rencana ekspansi ini hampir pasti akan menuai kritik dari berbagai pihak, terutama dari Eropa. Sebelumnya, proposal FIFA untuk menyelenggarakan Piala Dunia setiap dua tahun menghadapi penolakan keras, khususnya dari UEFA. Jika Piala Dunia 2030 diperluas menjadi 64 tim, bukan tidak mungkin muncul penolakan serupa.
Baca Juga: Liga Champions Kembali! Siapa yang akan Mengangkat Trofi di Munich?
Selain itu, keputusan FIFA yang memberikan hak tuan rumah Piala Dunia 2034 kepada Arab Saudi juga telah menuai kritik tajam. FIFA dianggap telah mengubah regulasi untuk menguntungkan satu pihak tertentu, tanpa memberikan kesempatan bagi negara lain untuk bersaing dalam proses penawaran tuan rumah.
Tantangan Logistik dan Dampaknya terhadap Kompetisi Domestik
Menambah jumlah peserta menjadi 64 tim berarti menambah jumlah pertandingan yang dimainkan. Piala Dunia 2026 yang akan menampilkan 48 tim sudah memecahkan rekor jumlah pertandingan dengan total 104 laga. Jika jumlah peserta bertambah lagi, maka infrastruktur dan jadwal akan semakin terbebani.
Liga-liga domestik juga harus menyesuaikan jadwal mereka, mengingat turnamen yang lebih panjang akan mengurangi waktu istirahat pemain dan memperpendek kalender kompetisi klub. Klub-klub top Eropa, yang memiliki banyak pemain internasional, kemungkinan besar akan menolak rencana ini karena dapat mempengaruhi performa dan kebugaran pemain mereka.