CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

Ketegangan di Laut China Selatan memuncak, AS kirim dua bomber B-1B


Jumat, 29 Mei 2020 / 05:30 WIB
Ketegangan di Laut China Selatan memuncak, AS kirim dua bomber B-1B


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengirim sepasang pesawat tempur bomber yakni Pembom Lancer B-1B ke Laut China Selatan pada hari Selasa (26/5) dalam upaya meningkatkan jumlah demonstransi militer AS di wilayah yang disengketakan dengan China tersebut.

"Sepasang pembom B-1B tersebut mendemonstrasikan kemampuan Angkatan Udara Uwak Sam selama beroperasi di wilayah hukum internasional pada waktu dan tempo yang kita pilih," tulis Angkatan Udara AS melalui Twitternya pada hari Rabu (27/5) seperti dilansir Stars and Stripes.

The Lancers berasal dari Skuadron Bom Ekspedisi ke-9 di Pangkalan Udara Dyess, Texas. Ini merupakan sepasang pesawat pembom yang beroperasi di wilayah tersebut kurang dari sebulan.

Baca Juga: Bisa picu perang, pesawat pembom B-1B AS terbang di atas perairan dekat China

Angkatan Udara AS tidak mempublikasikan semua penerbangan yang dilakukan B-1B selama menjalankan misinya di Laut China Selatan.

Pada 29 April 2020 lalu, dua Lancers juga melakukan misi mereka di Laut China Selatan selama perjalanan 32 jam dari Pangkalan Angkatan Udara Ellsworth S.D.

"Penerbangan itu menunjukkan model ketenagakerjaan dinamis yang baru, yang bertujuan membuat kehadiran pembom globalnya kurang dapat diprediksi," klaim Angkatan Udara AS pada waktu itu.

Skuadron dari Dyess tiba di Guam pada 1 Mei 2020 dengan empat pesawat pembom B-1B dan sekitar 200 penerbang untuk melatih dan melakukan operasi dengan sekutu dan mitra Angkatan Udara AS pada waktu itu.

Baca Juga: Bawa 1.000 ton senjata, AS kirim kapal induk Ronald Reagen ke perairan Indo-Pasifik

Sementara itu, Beijing menganggap penerbangan berlebihan di Laut China Selatan itu sebagai provokatif dan menyalahkan AS karena meningkatnya ketegangan di antara kedua negara. China dan beberapa negara lain memiliki klaim tumpang tindih di sebagian Laut China Selatan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×