kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketika Indomie benar-benar populer di Nigeria


Rabu, 09 Agustus 2017 / 15:38 WIB
Ketika Indomie benar-benar populer di Nigeria


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NIGERIA. Di Nigeria, saat Anda mengucapkan Indomie, maka hal itu merujuk pada 'mi' secara umum. Hal ini diungkapkan oleh Daniel Adeyemi, warga Indonesia yang sempat bertandang ke Nigeria.

"Di Nigeria, semua orang sepertinya tahu tentang Indomie. Saya mengasumsikan, sekitar 60%-80% warga Nigeria sudah makan Indomie. Banyak orang yang mencintai merek ini sekaligus mencintai produknya, mi itu sendiri," kata Adeyemi memulai cerita kepada VICE Indonesia.

Indomie merupakan perusahaan besar di Nigeria, yang nota bene merupakan negara Afrika dengan perekonomian kedua terbesar.

Di negara ini, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menguasai sekitar 74% pangsa pasar. Meski demikian, angka tersebut lebih rendah dari posisi 2006 di mana Indomie nyaris memonopoli pasar mi instan di Nigeria. Sepertinya bukan hal yang aneh lagi jika dikatakan bagi warga Nigeria, seluruh mi adalah Indomie.

"Indomie menggantikan kata 'mi' di Nigeria," jelas Adeyemi.

Jadi, bagaimana Indomie menguasai pasar Nigeria?

Rupanya Indofood bekerjasama dengan perusahaan makanan Nigeria Dufill Prima Foods sejak akhir 1980-an dan membuka pabrik mi instan pertama beberapa tahun setelahnya.

Kini, perusahaan tersebut menjalankan pabrik mi instan terbesar di Afrika. Bahkan menurut survey Kantar Worldpanel, pendapatan Indofood mencapai US$ 600 juta per tahun dan merupakan merek kedelapan yang paling banyak dibeli konsumen di dunia.

Menurut Tope Ashiwaju, public relations and events manager Dufil Prima Foods, saat Indomie tiba di Nigeria, belum ada yang bermain di pasar mi instan. Dan tidak seperti pasar mi di Asia dan Barat, mayoritas warga Nigeria tak terbiasa makan mi instan.

"Saya bisa mengatakan, pada awalnya perkembangan bisnis mi instan di Nigeria sangat sulit karena makanan ini sangat aneh dan bukan merupakan bagian dari menu makanan kami. Kami melihatnya dan mengatakan ini merupakan sesuatu yang pantas dicoba dan dibandingkan dengan sejumlah makanan pokok seperti beras, kacang-kacangan, dan roti," urainya.

Nino Setiawan, warga Indonesia yang bekerja di sektor ekspor-impir di Nigeria, menyebut seorang pria bernama Mohan Vaswani, direktur Tolaram Group dari Singapura, sebagai orang yang mempopulerkan Indomie di Nigeria. Tolaram bekerjasama dengan pemilik Indofood, Grup Salim, untuk membawa mi instan ke Afrika.

"Di tahun 80-an, Mohan Vaswani datang ke sini dengan dua kontainer Indomie dan dia membagikannya. Dia sangat mengetahui bagaimana mengedukasi masyarakat sehingga mereka mau memasukkan Indomie sebagai makanan pokok mereka," jelas Nino.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×