Sumber: Wall Street Journal | Editor: Dessy Rosalina
Ada ungkapan: tidak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Banyak orang meyakini, segala sesuatu di kolong langit hanya datang silih berganti. Segala hal yang kita lihat di masa kini, tidak ada yang benar-benar baru muncul. Sebut saja fesyen.
Tren mode di zaman lalu kerap berulang dan menjadi booming di masa kini atau masa depan. Kali ini, nasib sama terjadi di bidang teknologi ponsel (mobile). Para inovator pintar dari Sillicon Valley, San Francisco, Amerika Serikat (AS) tampaknya tengah kehabisan ide. Tak percaya? Coba tengok perhelatan Mobile World Congress 2014.
Ajang yang ditunggu-tunggu oleh pelaku teknologi informasi dunia ini tak menampilkan sesuatu yang baru. Padahal, ini adalah hajatan bergengsi yang menjadi ajang unjuk gigi para produsen industri smartphone seluruh dunia. Para raksasa dari industri teknologi mobile, termasuk internet, hanya menyuguhkan produk baru yang sesungguhnya tidak benar-benar baru.
Misalnya, perangkat pintar yang bisa dipakai (wearable device) racikan Huawei Technologies Co dan Samsung Electronics Co.
Dua raksasa elektronik ini unjuk kekuatan di pasar wearable device dengan meluncurkan produk baru. Huawei meluncurkan gelang pintar atawa smart bracelet. Sementara Samsung meluncurkan jam tangan pintar (wrist watch) versi baru, yakni berbasiskan sistem operasi (OS) Tizen.
Yang jadi masalah, produk Huawei dan Samsung tersebut hanyalah berbeda bentuk dari produk sebelumnya. Tahun lalu, Samsung telah meluncurkan wrist watch bertajuk Samsung Gear. Sementara, smart bracelet ala Huawei hanya berbeda penamaan saja dengan Samsung Gear.
Pada pokoknya, tidak ada perbedaan atau inovasi fungsi dari versi sebelumnya. Oh,iya, Sony Corp juga meluncurkan smart bracelet. Di segmen lain, produsen juga kehilangan ide segar terhadap smartphone. Samsung misalnya. Di Mobile World Congress, produsen asal Korea Selatan (Korsel) ini meluncurkan Galaxy S5.
Yang mengecewakan, Galaxy S5 tidak menyuguhkan inovasi segar. "Galaxy S5 bukanlah ponsel yang menarik, kami ragu pecinta S4 akan berpaling ke seri baru ini," tulis www.theinquirer.net. S5 hadir dalam ukuran displai 5,1 inci. S5 juga dipersenjatai dengan teknologi pendeteksi sidik jari. Teknologi ini telah digunakan pada iPhone 5S.
Kekecewaan konsumen terhadap S5 tak jauh berbeda terhadap iPhone 5S. Produk besutan Apple Inc ini hanya meningkatkan kualitas seri sebelumnya. semisal, daya tahan baterai lebih lama. "Inovasi perangkat mobile telah jenuh. Kita memasuki masa perlambatan inovasi," ujar Rick Clemmer, CEO produsen cip, NXP Semiconductors.
Tahun ini, Facebook dan WhatsApp turut hadir sebagai pembicara di Mobile World Congress. Namun, tidak ada inovasi mengejutkan dari mereka. Yang mengejutkan hanya berita akuisisi Facebook terhadap WhatsApp dengan nilai fantastis, yakni US$ 19 miliar.
Di Barcelona, Jan Koum, pendiri WhatsApp hanya mengatakan, inovasi terbaru adalah layanan telepon gratis. Ironis. Layanan ini sudah lama diracik oleh aplikasi Viber dan sejenis. "Inovasi selanjutnya hanya berkutat pada bentuk dan ukuran," ujar Anne Bouverot, Direktur GSMA, Asosiasi Operator Seluler di seluruh dunia, mengutip Wall Street Journal.
Setahun terakhir, produsen smartphone berkutat dengan inovasi itu-itu saja. Sederet merek smartphone hanya mengubah bentuk, warna, dan meningkatkan kualitas fitur yang ada.