Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Menyusul ketegangan baru di wilayah perbatasan antara China dan India selama dua minggu terakhir, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) memobilisasi pasukan ke perbatasan.
Mobilisasi itu, termasuk pembom, pasukan pertahanan udara, artileri, kendaraan lapis baja, pasukan terjun payung, pasukan khusus, dan unit infanteri, dari berbagai bagian negara China.
Mengutip Global Times, pembom H-6 dan pesawat angkut jumbo Y-20 di bawah Angkatan Udara Komando Teater Pusat PLA dikerahkan ke wilayah dataran tinggi yang berbatasan dengan India untuk misi pelatihan.
Pengerahan itu satu hari setelah pasukan India yang China klaim secara ilegal melintasi Garis Kontrol Aktual (LAC) di wilayah Pegunungan Shenpao dekat tepi Selatan Danau Pangong Tso, dan untuk pertama kalinya dalam 45 tahun melepaskan tembakan.
Baca Juga: Perbatasan dengan China panas lagi, India: Mereka yang menembakkan peluru ke udara
PLA juga melakukan latihan tembak-menembak di daerah gurun China Barat Laut dan Daerah Otonomi Tibet China Barat Daya selama beberapa minggu terakhir.
Sistem rudal anti-tank HJ-10 di bawah Grup ke-71 Angkatan Darat PLA baru-baru ini melakukan perjalanan ribuan kilometer dari Provinsi Jiangsu di China Timur ke Gurun Gobi, China Barat Laut.
Sementara Komando Militer Tibet PLA melakukan latihan brigade gabungan di ketinggian lebih dari 4.500 meter, China Central Television (CCTV) melaporkan minggu lalu.
Lalu, brigade pertahanan udara di bawah Grup ke-72 Angkatan Darat PLA dimobilisasi ke wilayah Barat Laut, dan mengadakan latihan konfrontasi tembak-menembak dengan senjata anti-pesawat dan rudal, menurut CCTV.
Baca Juga: Pasukan India melepaskan tembakan di perbatasan dengan China, apa yang terjadi?
Seorang ahli militer yang berbasis di Beijing dan meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Global Times, Rabu (9/9), pengerahan pasukan PLA terbaru bisa bertindak sebagai pencegah.
"Juga bersiap untuk skenario terburuk jika konflik yang lebih besar pecah," kata pakar itu.