Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara dan Korea Selatan bertukar tembakan peringatan di lepas pantai barat pada hari ini. Kedua negara itu menuduh satu sama lain melanggar perbatasan laut barat di tengah ketegangan militer yang meningkat.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan, pihaknya memberikan peringatan dan melepaskan tembakan peringatan setelah melihat kapal dagang Korea Utara yang melintasi Garis Batas Utara (NLL), batas laut de facto, sekitar pukul 3.40 pagi waktu setempat.
Di sisi lain, militer Korea Utara mengatakan, pihaknya menembakkan 10 peluru artileri setelah sebuah kapal angkatan laut Korea Selatan melanggar NLL dan melepaskan tembakan peringatan "dengan dalih melacak sebuah kapal tak dikenal," menurut media pemerintah.
"Kami memerintahkan tindakan pencegahan awal untuk mengusir kapal perang musuh dengan menembakkan 10 peluru dari beberapa peluncur roket di dekat perairan di mana gerakan musuh terjadi," kata juru bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi, KCNA, yang dikutip Reuters hari ini (24/10).
JCS mengatakan telah melakukan "operasi normal" atas penyusupan perbatasan, dan menyebut langkah Korea Utara sebagai provokasi dan pelanggaran pakta militer bilateral 2018 yang melarang "tindakan bermusuhan" di daerah perbatasan.
Baca Juga: Korea Utara Menembakkan Ratusan Peluru Artileri, Perbatasan Korea Memanas
"Kami sekali lagi mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan provokasi dan tuduhan yang konsisten yang membahayakan perdamaian dan stabilitas semenanjung Korea serta masyarakat internasional," kata JCS dalam sebuah pernyataan.
Baku tembak terakhir terjadi di tengah ketegangan yang memanas, dengan Korea Utara melakukan uji coba senjata dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini.
Dalam beberapa pekan terakhir, Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak pendek dan ratusan artileri di lepas pantai timur dan baratnya pada beberapa kesempatan sebagai protes atas kegiatan militer Korea Selatan.
Pasukan Korea Selatan memulai latihan pertahanan tahunan Hoguk di minggu lalu, yang dirancang untuk berlangsung hingga 28 Oktober. Latihan tersebut digunakan untuk meningkatkan kemampuan militer Korea Selatan dan gabungan dengan Amerika Serikat (AS) untuk melawan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Pyongyang dengan marah bereaksi terhadap latihan tersebut, menyebutnya sebagai provokasi dan mengancam tindakan balasan. Seoul dan Washington mengatakan latihan mereka bersifat defensif dan bertujuan untuk menghalangi Korea Utara.