kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kilau Emas Semakin Mentereng, Ini Dua Penyebab Utamanya


Minggu, 14 Mei 2023 / 05:30 WIB
Kilau Emas Semakin Mentereng, Ini Dua Penyebab Utamanya


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas bergerak mendekati level tertinggi sepanjang masa.  

Mengutip Business Insider, menurut Refinitiv, harga emas di pasar spot telah melonjak 8% sejak Silicon Valley Bank runtuh pada 10 Maret 2023. 

Kini, data Reuters menunjukkan, harga emas di pasar spot berada di level US$ 2.030 per troy ons.

Masih melansir data Refinitiv, harga emas dengan level tertinggi pada tahun ini berada di posisi US$ 2.051 per troy ons, hanya selisih 21 sen di bawah level rekor yakni US$ 2.072 per troy ons. 

Lonjakan harga emas dipicu oleh sejumlah faktor. Beberapa di antaranya adalah terjadinya gejolak perbankan yang sedang berlangsung dan gerakan de-dolarisasi. Faktor-faktor inilah yang kemudian memicu permintaan untuk logam mulia.

Investor cenderung melihat logam kuning sebagai apa yang disebut "safe haven" yang dapat mereka andalkan untuk pengembalian yang stabil di saat volatilitas tinggi. Alhasil, emas diuntungkan dari kekhawatiran investor tentang kesehatan bank regional AS.

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini (11/5) di Pegadaian Kompak Naik

Seperti yang diketahui, sektor perbankan AS tengah menghadapi masalah pelik setelah sejumlah bank mengalami kebangkrutan. Teranyar, PacWest yang berbasis di Beverly Hills mengatakan akan menjajaki penjualan Kamis, kemunduran terbaru bagi pemberi pinjaman regional.

Faktor lain pengerek harga emas adalah adanya gerakan de-dolarisasi baru-baru ini. Hal tersebut turut diungkap dalam laporan World Gold Council (WGC) yang diterbitkan minggu lalu.

WGC menemukan bahwa bank sentral membeli rekor 228 ton emas pada kuartal pertama, dengan negara-negara seperti Brasil, China, dan Rusia semuanya berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada greenback.

Dolar AS secara tradisional telah menjadi andalan cadangan bank sentral. Tetapi lonjakan permintaan emas baru-baru ini telah dilihat sebagai tanda de-dolarisasi setelah greenback dipersenjatai untuk memberikan tekanan finansial pada Rusia untuk perangnya di Ukraina. 

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini (10/5) Lompat, Pembeli Sepekan Lalu Minus -8.95%

"Dengan demikian aset tertua dan paling tradisional, emas, sekarang menjadi kendaraan pemberontakan bank sentral terhadap dolar," tulis Ruchir Sharma, ketua Rockefeller International, di The Financial Times bulan lalu. 

WGC mengatakan bahwa pembelian emas oleh bank sentral tetap kuat, dengan sedikit indikasi tren akan berubah dalam jangka pendek. Hal ini menegaskan kembali pandangannya bahwa pembelian emas akan terus melebihi penjualan saat kuartal kedua dimulai. 

Sementara itu, mengutip Bloomberg, China menambah cadangan emasnya selama enam bulan berturut-turut dan memperpanjang pembelian karena bank sentral di seluruh dunia memperluas kepemilikan emas mereka di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan ekonomi.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×