kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kim Jong Un: Berkat senjata nuklir, tidak akan ada lagi perang


Selasa, 28 Juli 2020 / 06:47 WIB
Kim Jong Un: Berkat senjata nuklir, tidak akan ada lagi perang
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. KCNA via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Media pemerintah Korea Utara memberitakan pada Selasa (28/7/2020), Pemimpin Korut Kim Jong Un mengatakan tidak akan ada perang lagi karena senjata nuklir negara itu bisa menjamin keselamatan dan masa depan negaranya, meskipun ada tekanan dari luar dan ancaman militer. 

Menurut kantor berita resmi KCNA, Kim membuat pernyataan tersebut ketika ia merayakan ulang tahun ke-67 dari akhir Perang Korea 1950-53, yang jatuh pada 27 Juli, dengan tamu undangan para veteran.

Baca Juga: Kim Jon Un sebut virus corona sudah masuk ke Korea Utara, nyatakan keadaan darurat

Berdasarkan pemberitaan Reuters, dalam pidatonya, Kim menegaskan bahwa negara itu mengembangkan senjata nuklir untuk memenangkan "kekuatan absolut" dan mencegah konflik bersenjata lainnya. Kim juga menekankan sifat defensif dari program tersebut.

"Sekarang kami mampu mempertahankan diri dalam menghadapi segala bentuk tekanan intensitas tinggi dan ancaman militer dari pasukan imperialis dan musuh," katanya.

Dia menambahkan, "Berkat penangkal nuklir pertahanan diri yang andal dan efektif, tidak akan ada lagi perang, dan keselamatan dan masa depan negara kita akan dijamin selamanya."

Baca Juga: Korut kekurangan makanan, warga diimbau makan kura-kura

Pidato itu disampaikan di tengah pembicaraan macet yang bertujuan membubarkan program nuklir dan rudal Pyongyang dengan imbalan sanksi dari Washington.

Kim dan Presiden AS Donald Trump bertemu untuk pertama kalinya pada tahun 2018 di Singapura, yang meningkatkan harapan akan adanya negosiasi atas ancaman nuklir Korea Utara. Namun KTT kedua mereka, pada 2019 di Vietnam, dan pertemuan tingkat kerja berikutnya berantakan.




TERBARU

[X]
×