Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyerukan pengembangan rudal balistik antarbenua baru dan persenjataan nuklir yang lebih besar untuk melawan ancaman AS. Hal tersebut dikatakan media pemerintah pada Minggu, di tengah meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Pada pertemuan Partai Buruh yang berkuasa, Kim menyoroti perlunya mengamankan kekuatan militer yang luar biasa untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanannya. Pertemuan itu terjadi di tengah ketegangan lintas perbatasan dengan Korea Selatan pekan lalu, serta serangkaian peluncuran rudal Korea Utara, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM).
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, menyerukan kesiapan mental yang kuat dan pelatihan praktis untuk memastikan setiap provokasi Korea Utara akan ditanggapi dengan pembalasan, menurut pernyataan dari kantornya.
Baca Juga: 15 Negara Terkuat di Planet Bumi di 2022, Siapa di Posisi Pertama?
Sementara, Kim menuduh Washington dan Seoul mencoba untuk mengisolasi dan menahan Pyongyang dengan aset serangan nuklir AS yang terus-menerus dikerahkan di Korea Selatan. Kejadian itu belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Dia berjanji untuk mengembangkan sistem ICBM lain yang misi utamanya adalah serangan balasan nuklir cepat di bawah rencana untuk meningkatkan kekuatan nuklir negara itu, kata kantor berita resmi KCNA.
"Situasi yang ada membutuhkan upaya berlipat ganda untuk memperkuat otot militer ... sebagai tanggapan atas gerakan militer yang mengkhawatirkan oleh AS dan pasukan musuh lainnya," katanya.
Korea Selatan menurut Kim telah menjadi musuh yang tidak diragukan lagi karena sangat ingin membangun senjata yang ceroboh dan berbahaya.
Baca Juga: 3 Rudal Balistik Korea Utara Terbang di Langit Semenanjung Korea
“Ini menyoroti pentingnya dan perlunya produksi massal senjata nuklir taktis dan menyerukan peningkatan eksponensial persenjataan nuklir negara itu,” kata Kim.
Sebagai bagian dari rencana, negara itu juga akan meluncurkan satelit militer pertamanya secepat mungkin dengan mempercepat pembangunan satelit mata-mata, dengan persiapan di tahap akhir, kata KCNA.